Senin, 06 Mei 2013

First Love

Tulisan ini diikutkan pada 8 Minggu Ngeblog bersama Anging Mamiri Minggu ke lima dengan tema " Cinta Pertama

Langsung senyum-senyum geje waktu baca tantangan tema minggu ini. Ehm baiklah dengan sangat terpaksa kita buka kembali catatan masa silam.

****

Sosok itu, dia duduk tepat di seberang mejaku. Kulitnya putih bersih,wajahnya tergolong manis untuk ukuran  jenis kelamin laki-laki, ia tidak terlalu tinggi tapi juga tidak pendek, tak pernah ada satu katapun yang pernah keluar dari mulutnya. Baik sekedar menyapaku atau menanyakan sesuatu padaku, ah apa yang ada dalam pikirannya.

Sembari mencatat apa yang diucapkan guru, sesekali aku akan melirik ke arahnya,berharap suatu ketika mata kami akan bersirobok, mungkin aku akan tersipu malu, mungkin juga pipiku akan memerah seperti tomat. Sehari dua hari seminggu, hanya ada di angan, tak pernah sekali pun ia menolehkan wajahnya padaku, huffft.

" Anak-anak, hari ini salah seorang teman kalian akan meninggalkan kita semua, pindah ke sekolah yang baru, Berlian.... ayo maju ke depan ucapkan kata-kata perpisahan kepada temanmu".

"Apaaaaa???", ada tsunami yang menghantam hatiku

Aku bahkan belum pernah mengucapkan namanya, Berlian.... nama yang begitu indah, seindah pribadinya. Ah mana aku tahu bagaimana pribadinya, ia hanya berada di sekolah ini selama 6 bulan tanpa satu kata pun pernah menyapaku.

Dan hari ini ia meninggalkan kami semua. Huh, aku marah padanya. Marah karena ia tidak pernah menyapaku padahal aku duduk persis di seberang mejanya. Aku marah pada diriku, yang dengan sembrono membiarkan hatiku terpaut padanya. Dan aku marah pada orangtuanya, kenapa harus pindah dari perusahaan tempat bekerja secepat itu. 

Hari itu aku tak mau melihatnya. Saat semua teman bersalaman aku memilih pergi ke WC sekolah. Membiarkan cinta pertamaku luruh tanpa pernah berkembang. Usiaku 10 tahun, duduk di kelas 5 SD, pertama kali kualami bagaimana rasanya mencinta dan kemudian patah hati.

****

Hwaaa kalau mengingat masa-masa itu rasanya malu sekali. Ya ampuuun, saya itu kegatelan banget, masa masih umur 10 tahun udah memendam rasa suka sama teman sendiri. Dan konyolnya, saya cuma berani melirik-lirik dirinya. Padahal kalau saya pikir-pikir lagi, kenapa dulu ngga pura-pura pinjem pensil kek, pinjem penggaris, atau nanyain peer gitu. Hiyaaa, dasar anak bau kencur.

Tapi saya bersyukur , saat itu hanya sebatas mengagumi saja tidak lebih. Bayangkan kalau saya punya keberanian mengungkatpkan perasaan saya, bisa-bisa deretan kisah cinta saya bisa bermeter-meter panjangnya. Malu sama suami. :D.

Ah akan selalu ada yang pertama dalam hidup. Dan akhirnya saya mau merubah apa yang terjadi saat itu bukanlah cinta pertama, tapi hanya cinta monyet belaka. dia onyetnya , saya pecintanya xixixi.

Bertahun kemudian, banyak saya temui rasa-rasa yang terjadi di hati, entahlah namanya cinta apa. Tapi yang pasti saat cinta itu tersemai dan terikat oleh ijab kabul, disitulah saya sadari arti cinta yang sesungguhnya. Cinta berbalut pengabdian. Dan sampai saat ini berulangkali saya jatuh cinta pada orang yang sama. 

Saat bangun pagi dan melihat matanya terpejam , saya tahu saya akan mencintainya sampai akhir hayat kelak. Saat bangun dan mendapati saya berselimutkan dirinya, saya juga percaya ia akan mencintai saya selamanya hingga Allah mencabut rasa itu.

Itu kisah cintaku, mana nih kisah cintamu :))




Tidak ada komentar:

Posting Komentar