Teknologi harusnya mempermudah hidup. Itu kan gunanya teknologi.
Akhir-akhir ini saya bete bin kesel sama yang namanya tekonolgi komunikasi. Katanya penggunaan telepon bisa mempermudah hidup, jadi efisien, jadi hemat waktu. jargonnya sih seperti itu. Tapi nyatanya terkadang punya telepon khususnya lagi telepon genggam membuat hidup makin ngga asik.
Contoh nyata, kalau dulu sebelum ada telepon, kalau mau janjian sama orang lain kita pasti akan detail membahas kapan ketemuannya, dimana tempatnya sampai nama restorannya, letaknya dan jam berapa. bahkan kadang kita memberi toleransi limit waktu untuk menunggu dan alternatif, jika seandainya dalam setengah jam saya tidak datang maka ......... Sampai sedetail itu. Tapi coba perhatikan sekarang, kalau janjian, palingan kita cukup bilang, " Ketemuan disono yah, ntar gampang lah, tinggal bbm atau sms".
Itu baru masalah janjian.
Bukan itu yang membuat saya lagi bete sama yang namanya Hp ini, apalagi sama smartphone yang berjenis Blackberry, yang katanya telepon pintar namun sayangnya peggunanya tidak cukup pintar untuk memanfaatkannya.
Dulunya saya enggan pakai BB, tapi karena tuntutan pekerjaan ( ada grup yg harus saya masuki) ditambah ternyata memang pakai BB itu jadi lebih gampang, nerima email, kirim email, chatting sama beberapa orang sekaligus, trus kirim gambar yang kesemuanya itu memudahkan saya dalam berhubungan dengan suami, dan rekan kerja. Walau saya jarang banget BBm-an sama suami, kami lebih suka bertelepon ria. Lebih puas rasanya menyampaikan apa yang ingin diutarakan.
Nah menurut saya, salah satu fasilitas yang sering digunakan pengguna HP adalah SMS or BBM-an. Orang nun jauh di seberang mana pun bisa dengan mudahnya berkirim SMS. Namun , walaupun yang namanya SMS itu tinggal pencat pencet tuts, harus ada etikanya juga dong.
Mengirim SMS, menelepon, kirim BBM atau broadcast pesan, kalau diibaratkan di dunia real kan seperti berbicara dengan orang lain. Face to face, hanya saja ini melalui media yang namanya HP. Dan yang namanya mau ngobrol atau mau menyampaikan sesuatu juga ada waktunya. Ngga bisa kita ngajak ngobrol orang lain sesuka kita mau.
Bayangkan, saya sering sekali menerima SMS, BBM-an, atau broadcast di tengah malam, diatas jam 11 malam. Menurut saya itu sangat tidak sopan sekali. Kalau di kehidupan nyata saja, kita palingan bertandang ke rumah orang maksimal jam 9 malam. Lah ini, masa kirim-kirim pesan di jam tidur orang. Jelas itu sangat mengganggu saya. Mending kalau pesannya penting, lah ini ntar cuma nanya sesuatu yang bisa dipending sampai besok pagi.
Kayak nanya tentang cara ngitung pajak lah, atau ngga " Mba, boleh tidak besok saya menghubungi mba, mau nanya sesuatu ". Haduuuuuh, ya besok aja kali nanyanya.
Dan yang paling mangkel, ada beberapa orang di contact list saya yang hobi sekali kirim broadcast message, setiap kirim bbm isinya cuma broadcast. Akhirnya saya delete saja dr contact list. Bukannya sombong atau ngerasa ngga butuh, tapi ya itu tadi kalau ngirimnya tau aturan sih saya fine-fine aja. tapi kalo ngirimnya di tengah malam, kok rasanya kayak kurang kerjaan aja. Mana pakai ancaman lagi kalau ngga nerusin bakal bahaya, atau ngga kalao ngga nerusin berarti kita termasuk makhluk anti sosial, hadeeeeh, aya-aya wae.
Saya ngga mau jawab SMS atau bbm-an apapun diatas jam 9, maksimal jam 10 kecuali dari keluarga or memang udah ngobrol dari sebelumnya. Sebaiknya semua orang tahu kalau mengirim pesan itu ada waktunya.
Sialnya, saya termasuk orang yang sangat sensitif terhadap suara hp. jadi walau udah tidur, kalau hp bunyi pasti saya bangun. "Kalau gitu jauhin aja hapenya". Itu dia masalahnya, saya kalau tidur selalu dengerin murrotal dr hape, biar anak saya terbiasa dengerin ayat-ayat Qur'an, gitu niatnya. Wew.
Dan paling mangkel kalau Sabtu-Minggu ditelepon tentang kerjaan. Kemarin-kemarin saya mau ngidupin Hp pada saat weekend. namun udah beberapa minggu ini setiap weekend hp saya off kan. Saya juga manusia yang butuh istirahat .
Duuh ribet yah. Mungkin bagi sebagian orang masalah ini sepele saja. Tapi bagi saya etika kirim pesan dan menelepon ini kalau tidak diingatkan ke orangnya bakal jadi kebiasaan.
Saya jadi inget, bahkan suami saya sendiri kalau mau nelepon saya diatas jam 9 suka sms dulu, nanya "Udah tidur belum, mas mau nelpon" kira-kira begitu. Karena begitu berartinya istirahat yang berkualitas tanpa diganggu oleh telepon dan pesan yang masih bisa dipending sampai besok.
So, please don't call me after 9 pm, kecuali DARURAT MILITER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar