Marketing???. It’s a big No No job to me.
Dari dulu saya selalu menghindari apapun pekerjaan yang berhubungan dengan marketing. Alasannya, karena saya menyadari saya bukan orang yang luwes, tidak juga supel, dan yang utama , ga bakat.
Saat lulus kuliah, saya sempat bekerja di salah satu perusahaan gas. Saat itu saya diterima sebagai management trainer. Jadi selama 3 bulan masa trainee saya bekerja berpindah-pindah dari satu bagian ke bagian lain. Sebulan saya bertugas di bagian pengolahan dan produksi gas di daerah Cibitung. Pabriknya yang sudah canggih membuat saya asik-asik aja kerja disitu. Semua sudah otomasi. Control pun dilakukan via computer yang terkoneksi dengan segala macam peralatan pabrik. Menurunkan dan menaikkan tekanan. Mengatur suhu, semua dilakukan hanya dengan memencet tombol di ruang controlling. It’s ok to me. Ruangannya bersih, ber-AC, nyaman lah pokoke. Apalagi saya juga dibantu oleh beberapa operator yang sudah sangat ahli.
Setelah dianggap menguasai seluk beluk pengolahan, kemudian saya ditugaskan ke pabrik di Medan karena mereka akan ekspansi dan membangun pabrik baru. Jadilah saya si sarjana Teknik Kimia harus nyemplung dan berkutat dengan segala tetek bengek pembangunan sebuah pabrik. Termasuk membaca blue print pabrik dan simbol-simbol yang bikin mata kelilipan, ra mudeng blas. Tapi yah lama-lama jadi ngerti juga kerjaan anak teknik sipil Seharian panas-panasan di lokasi pembangunan, ibarat perawan di sarang penyamun, saat itu saya bekerja diantara para kaum adam. Yang paling tidak saya sukai dari pekerjaan itu adalah, beratnya sepatu safety yang harus saya pakai. Ditambah mesti pakai helm saat bekerja, aaagh ga ada manis-manisnya lah. Bisa dipastikan hanya dalam waktu satu bulan, kulit saya yang sudah mati-matian di lulurin , akhirnya hitam juga. Namun demikian , saya masih sanggup melewatinya.
Bulan ketiga, saya dipindah lagi ke bagian sales engineering. Sales??. Yup. Jelas dari namanya, pasti kerjaannya jualan. Tapi yang namanya sales engineering itu ga cuma jualan doang. Produk utama pabrik tersebut adalah gas (N2,O2,Argon ). Salah satu konsumen saya saat itu adalah rumah-rumah sakit di Medan. Mereka butuh N2 dan O2 untuk operasi. Jadi kerjaannya ga Cuma jualan gasnya, tapi termasuk merencanakan letak dan instalasi aliran gas agar tepat dan sesuai dengan rancangan dan design bangunan rumah sakit. Termasuk memberi pengarahan cara pemakaian gas-gas tersebut, yang mana kalau tidak ditangani dan digunakan sesuai procedural dapat menyebabkan kecelakaan.
Makanya setiap tahu ada rumah sakit yang akan dibangun, saya segera bergerilya jualan disana. Mendekati pihak rumah sakit. Tawar menawar harga, ikut tender, meninjau lokasi, dst dst. Dan ternyata, dari ketiga pekerjaan yang saya jalani di satu perusahaan, pekerjaan marketing ini adalah yang tersulit.
Saat saya di bagian pengolahan, semua ada di teori. Bisa dipelajari, Kalau tekanan naik, tinggal gedein volume, biar tekanan turun, buka valve. Untuk memisahkan oksigen, nitrogen, argon dari udara udah ada caranya, pada suhu berapa mereka akan terpisah di tabung destilasi, berapa tekanannya. Begitupun saat merancang pabrik, sudah jelas spec bahan-bahannya, berapa jarak, berapa maksimal beban yang aman. Namun saat di marketing, sama sekali ga ada ilmu pastinya. Just Learning By Doing
Kemarin-kemarin saya sempat juga nyoba-nyoba marketing dengan masuk dalam sebuah MLM kosmetik. Adakah yang berhasil saya jual?. NOTHING. Dari mulai daftar sampai sekarang saya ga jual apapun. Alasannya sih sebenarnya cukup simpel, karena saya saja ga interest untuk memakai produknya, jadi bagaiamana saya mau menawarkan sesuatu yang saya pun tidak menggunakannya.
Dan sekarang, saya harus berkutat di dunia marketing lagi. Kali ini saya ga jualan produk yang kasat mata. Karena bisnis utama di perusahaan saya ini adalah bisnis dengan modal terbesar berupa kepercayaan.
Kerjaannya?. Saya akan bekerja sama dengan para pengusaha atau individu berpotensi dimana kami akan menjadi partner bisnis mereka, saling membantu dalam mengembangkan usaha yang mereka geluti. Berbeda dengan marketing lain, disini saya tidak hanya menjual produk, kemudian mendapat keuntungan dari hasil jualan tersebut terlepas dari apakah pembeli butuh atau tidak, puas atau tidak dengan produk yang ditawarkan.
Jadi saya harus memastikan bahwa, partner bisnis saya benar-benar membutuhkan produk yang saya tawarkan. Untuk itu saya akan menganalisa usahanya, termasuk saya membantunya mengetahui prospek bisnis ke depannya dan memberi masukan serta saran yang bermanfaat untuk perkembangan bisnisnya. Jika ternyata ia butuh tambahan modal kerja, atau tambahan buat investasi, atau untuk menggantikan biaya yang sudah dikeluarkannya, maka perusahaan kami akan menjalin kerjasama sesuai kebutuhannya. Tidak kurang dan tidak lebih. Untuk itulah dibutuhkan saling percaya diantara kami. Saya percaya dia tidak ingkar janji. Dan ia juga percaya bahwa saya akan membantunya di saat susah maupun senang. Asik banget kan kerjaan saya.
Pada kenyataannya, saya sangat baru dalam bidang ini. Dan dalam waktu yang singkat ini saya dapatkan bahwa marketer sejatinya adalah seorang artis. Dimana ia harus selalu tampil menyenangkan , tak peduli apapun suasana hatinya. Harus terus berinovasi agar client tidak bosan dan berpindah ke lain hati, Makanya dibutuhkan kreativitas disini, tak sekedar ilmu pasti. Jadi segala teori yang diberi dan ditulis oleh buku-buku tentang marketing is bullshit. Itu hanyalah pendukung, sebagai dasar agar kita tahu ilmunya saja . Pada akhirnya seni berkomunikasi dan empati menjadi kunci kesuksesan. Jadi jangan pernah remehkan seorang tenaga marketing. Karena butuh keterampilan dan kesabaran luar biasa untuk sukses menjalaninya.
Untuk itu, saya perlu belajar banyaaak banget untuk menjadi marketer handal ( ceilah ), doakan sayah yah saudara-saudara. Oya, nama pekerjaan saya adalah Account Officer. Jadi, kalau kalian butuh partner bisnis yang memiliki satu visi yaitu ingin melihat usaha anda tumbuh dan berkembang dan mengutamakan rasa saling percaya sebagai landasannya, , cari saya yah.
Sekarang kalau mendengar kata Marketing?
Marketing is Art, so Just Do it..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar