Saat lagi bermain mobil-mobilan di rumah, tiba-tiba anak saya Tara menjatuhkan dirinya ke lantai. Sambil menangis ia memegangi perutnya, terlihat sangat kesakitan. Namun dua menit kemudian ia bangkit dan bermain kembali. Tak sampai setengah jam berikutnya, Tara mulai meringis lagi. Saya gendong dan elus-elus perutnya untuk menenangkannya. Tangisnya pun berhenti saat itu.
Malam harinya, saat sedang tidur, tiba-tiba Tara terbangun kembali. Saya lihat ia sedang nungging sambil menangis. Duh, panik saya dibuatnya. Segera saya bangunkan suami. Kami pikir Tara sembelit. Kami pun segera mencari apotik terdekat untuk membeli obat pencahar. Namun setelah kami masukkan obat tersebut melalui anus Tara, dia tidak juga BAB.
“ Harus dioperasi ini bu, kalau tidak bisa terjadi infeksi dan berakibat fatal”
Mendengar kata operasi ,langsung terbayang yang tidak-tidak di benak saya. Bagaimana mungkin anak sekecil Tara sudah mengalami operasi. Usia Tara masih 19 bulan saat ini.
Rasa bersalah langsung menghantui saya. Apa Tara salah makan?, apa Tara terjatuh?, apa.. apa penyebabnya.
Malam itu Tara diopname untuk diobservasi lebih lanjut.
![]() |
sedih banget ngeliatnya |
Sebagai seorang ibu, tentu saya tidak terima begitu saja diagnosa dokter tersebut. Segera saya buka internet. Saya ketikkan kata invaginasi di google. Bermunculanlah berbagai artikel terkait gejala, tanda,tanda, penyebab serta tindakan yang harus dilakukan jika anak terkena invaginasi. Dari berbagai artikel ada satu yang sedikit membuat saya memiliki harapan. Bahwa invaginasi yang baru saja terjadi, bisa disembuhkan tanpa melalui operasi. Syaratnya, harus diyakini benar-benar baru terjadi. Usus bisa dirilexkan dan diistirahatkan. Caranya dengan menenangkan si anak, dan mengkondisikan anak untuk puasa dulu.
Namun yang harus dipastikan adalah apakah memang usus terjepit baru saja terjadi atau sudah lama. Nah ukuran baru itu, tidak lebih dari 24 jam, lebih baik kurang dari itu. Beberapa literature yang saya baca, malah mengatakan yang disebut baru itu adalah baru beberapa jam. Makanya, harus dipastikan benar melalui informasi dari orangtua anak.
Alhamdulillah Dokter pun ternyata memiliki pikiran yang sama dengan saya. Malam itu Tara puasa dan diberi penenang. Setelah malam-malam sebelumnya Tara selalu gelisah dalam tidur, malam ini ia terlihat nyenyak. Sesekali memang masih menangis tapi tidak sesering kemarin malam.
Keesokan harinya dilakukan scanning pada perut Tara. Padahal scanning sengaja dilakukan saat Tara masih tidur, tapi begitu mendengar suara mesin scanning, tiba-tiba Tara terbangun dan menangis histeris. Ya Allah, kasihan sekali saya melihatnya.
Scanning selesai, drama belum berakhir. Tara harus menjalani CT Scan Upper dan Lower Abdomen. Dengan menggunakan cairan kontras barium. Untungnya Tara ngga rewel, dikasih larutan barium yang berwarna bening tersebut, ia langsung meminumnya. Tujuan CT Scan ini untuk mengetahui titik perlipatan atau usus yang terjepit. Cairan diminumkan, selanjutnya perut Tara di scan untuk melihat laju aliran barium tersebut di dalam usus. Hampir 3 jam lamanya proses tersebut dilakukan.Dari mulai menangis menjerit-jerit, meronta-ronta sampai akhirnya Tara pasrah saja saat diletakkan di meja Scan. Bisa kalian bayangkan bagaimana perasaan saya saat itu.
Selesai scanning, kami kembali ke kamar dan Tara bisa istirahat.
Sore harinya hasil scan keluar. Alhamdulillah ternyata invaginasi yang kemarin terlihat sudah tidak ada lagi. Leganya perasaan saya saat itu. Tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Langsung saya peluk dan cium anak semata wayang saya itu.
“ Berarti kemarin salah ya dok”, tanya saya penasaran
Sempat terpikir di benak saya, apakah dokter salah diagnosis. Dari penjelasan dokter, ternyata hal tersebut bisa saja terjadi, usus yang tadinya terjepit bisa terlepas sendiri. Sama seperti yang saya baca di sebuah website dokter kemarin malam. Tindakan memasukkan kontras barium enam ke usus tadi pagi, selain bertujuan keperluan diagnose juga bisa sebagai obat katanya.
Sudahlah, yang penting Tara tidak jadi operasi. Leganya saya.
Dua hari kemudian Tara diperbolehkan pulang, karena sudah baikan. Alhamdulillah …Alhamdulillah.
![]() |
Udah Mau Makan |
Pokoknya emak-emak sekalian, Waspada kalau melihat anaknya seperti ini :
- Menangis tiba-tiba sambil megangin perut
- Sakit hilang timbul setiap 10-15 menit sekali, setelah sakit lewat anak akan bermain seperti biasa
- Perut kembung dan keras, disertai muntah berwarna kuning
- Fesesnya berdarah ( untungnya kemarin Tara tidak mengalami ini )
Maka jangan ditunggu lagi, segera bawa anak ke dokter. Kalau ternyata telah terjadi invaginasi usus mudah-mudahan belum terlalu lama dan masih bisa diobati tanpa operasi. Jangan beri anak makanan dulu biar ususnya istirahat dan usahakan anak dalam kondisi tenang dengan menidurkannya.
Karena menurut dokter dan menurut literature yang saya baca, invaginasi usus ini bisa terjadi pada anak manapun, bahkan sering terjadi pada anak sehat yang aktif dan tidak memiliki masalah dalam hal makanan, maka selalu waspada ya mak kalau anak kita menunjukkan gejala-gejala di atas.
Trus, saya mau ngucapin makasih banget buat para emak di Kumpulan Emak Blogger yang telah mendoakan kesembuhan Tara kemarin. Saya percaya bahwa kekuatan doa emak sekalian turut menyembuhkan anak saya. Makasih banget ya, #kecup satu-satu.
![]() |
Terima Kasih Yaaaa |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar