Kamis, 10 Januari 2013

Aku Berbatik, Cause I Love Batik

( Pemenang 3 Lomba Blog Berbatik.com )


Sebelum batik sepopuler seperti saat ini, saya tahu kain batik hanya dalam bentuk kain panjang, daster atau kain bawahan untuk kebaya. Kalau di daerah saya, biasanya batik kain panjang tersebut atau yang biasa disebut jarik menjadi primadona pada saat-saat kelahiran bayi ke muka bumi. Ibu saya biasanya menyetok jarik tersebut dalam jumlah banyak di rumah. Sehingga sewaktu-waktu, saat akan menghadiri acara penabalan nama, tinggal membungkus kain tersebut sebagai kado.


Selain acara penabalan nama bayi, kain batik ini pun sering muncul di perhelatan-perhelatan yang mengusung nilai-nilai tradisional. Contohnya di acara pernikahan adat jawa, dalam prosesi temu pengantin, si orang tua akan melingkarkan batik kain panjang ke sekeliling tubuh pengantin dan menariknya dengan kedua tangan seolah-olah sedang menggendong pengantin ke pelaminan.

Di samping hadir di acara-acara penuh suka cita, batik kain panjang ini pun tidak pernah absen bahkan menemani sampai akhir hayat pemiliknya. Dalam prosesi pengurusan jenazah, batik kain panjang ini digunakan mulai sebagai alas saat memandikan jenazah sampai saat mengkafani. Sebagai penutup si mayit pun digunakan batik.

Sebagai daster, saya sering meilhat ibu saya memakainya di rumah. Kata ibu saya, pakai daster batik itu semriwing, dingin dan nyaman. Kalau melihat lagi koleksi foto-foto jaman ibu baheula, ibu saya menggunakan batik sebagai padanan untuk busana kebayanya. Saya pun menggunakan batik sebagai padanan kebaya pernikahan saya.

Bawahan Batik,Tradisional tapi Tetap Modern

Ternyata secara tidak sadar, batik selalu hadir di setiap kejadian penting di bumi Indonesia ini. Dengan kata lain, batik bukan hanya sebatas kain tapi lebih ke menifestasi kebudayaan yang melekat di diri kita selaku penghuni bumi Indonesia.

Ditilik dari sejarahnya, walaupun kata batik sendiri berasal dari bahasa Jawa yaitu amba dan titik yang berarti menulis titik,  namun dipercaya bahwa tradisi batik adalah asli dari daerah seperti Toraja, Flores, Halmahera dan Papua. Hmm, terserahlah, yang penting batik itu milik Indonesia.

Seperti asal katanya, batik memang merupakan suatu proses menggambar di atas sehelai kain dengan menggunakan pewarna dan malam.

Beberapa tahun belakangan ini, geliat batik semakin menggoda. Peraturan di perusahaan-perusahaan dan instansi yang mewajibkan pekerjanya menggunakan batik pada hari tertentu turut mendongkrak kepopuleran batik.

Sejujurnya kita harus berterima kasih kepada negara tetangga. Terkadang, kita tahu sesuatu itu berharga dan bernilai kalau sudah ada orang lain yang menginginkannya. Tiba-tiba saja kita tersentak oleh berita pengklaiman batik sebagai warisan budaya mereka. Padahal dari dulu kita tenang-tenang saja, menganggap batik tidak ada istimewa-istimewanya. Namun setelah kejadian itu, kita seperti kebakaran jenggot. Syukurlah sejak 02 Oktober 2009, batik Indonesia sudah ditetapkan menjadi warisan budaya dunia oleh Unesco. Yah bagaimanapun juga yang namanya warisan itu yang berhak ya ahli waris, tidak bisa dipindah tangan.

Dan karena termasuk warisan budaya Indonesia, jadi yang memiliki batik tidak hanya orang Jawa saja. Orang Palembang punya corak batik sendiri, Aceh punya sendiri, Bali dan Lombok juga punya sendiri. Dengan ciri kedaerahannya, membuat batik-batik daerah ini semakin mendapatkan tempat tersendiri. Berbeda dengan batik Pekalongan yang bercorak besar-besar, batik Bali dan Lombok coraknya lebih abstrak. Semakin banyak corak yang ada semakin memperkaya khasanah budaya itu sendiri.

Saya sangat beruntung menikah dengan suami yang berasal dari Kutoarjo. Mau tak mau setiap tahun kami akan mudik. Setiap mudik, tak sekalipun saya melewatkan berwisata ke kota Jogja dan Solo. Kesempatan setahun sekali itu saya manfaatkan untuk belanja aneka barang yang terbuat dari batik. Ya, saya dan suami adalah penggemar batik sejati. Dari mulai pakaian, taplak meja, sarung bantal, seprai, bahkan tempat tissue pun kami menyukai yang bercorak batik.



Tidak itu saja, rumah mungil kami pun disesaki oleh berbagai lukisan batik. Setiap tahun kami pasti berburu lukisan di kota Jogja. Mulai dari corak binatang, tumbuhan, hingga lukisan abstrak namun yang dibuat dengan cara membatik tak luput dari incaran kami.



Lukisan Batik Di Rumah Saya

Favorit saya adalah menelusuri deretan toko-toko batik di sepanjang jalan belakang keraton Jogja. Sambil memilih batik yang beraneka ragam, disana kita bisa melihat secara langsung proses pembuatan batik.

Saya begitu takjub dengan ketelatenan dan kesabaran dalam proses pembuatannya.

Yang harus dilakukan pertama kali adalah membuat desain atau motif di atas selembar kain, molani. Dulunya kain yang digunakan adalah kain mori, namun sekarang batik bisa juga dilakukan diatas kain lain seperti sutra, polyester, rayon dan bahan sintetis lainnya. Biasanya digunakan pensil terlebih dahulu untuk melukis motif yang diinginkan. Pola yang telah jadi tadi kemudian dilukis dengan menggunakan canting sampai memenuhi keseluruhan permukaan kain. Karena prosesnya manual biasanya corak batik tersebut tidak akan seragam, namun disitulah letak keunikannya.



Setelah selesai dilukis, selanjutnya bagian-bagian yang tidak berwarna ( tetap berwarna putih ), contohnya untuk batik motif parang , ditutup dengan lilin (malam). Konon katanya salah satu yang mempegaruhi harga sebuah batik adalah berapa banyak warna yang diaplikasikan. Karena ada tahap penutupan dengan malam ini. Tujuannya, agar bagian yang tidak ingin berwarna terlindungi saat proses pewarnaan.

Tahap berikutnya adalah proses pewarnaan untuk bagian yang tidak tertutup malam. Caranya dengan mencelupkan ke cairan pewarna. Setelah dicelup, kain tersebut dijemur dan dikeringkan. Berikutnya setelah kering dilakukan proses pembatikan lagi, yaitu melukis dengan lilin malam untuk menutup bagian yang akan dipertahankan pada pewarnaan pertama.

Kemudian dilanjutkan dengan proses pewarnaan kedua. Setelah selesai diwarnai, lilin /malam tadi dihilangkan dengan cara meletakkan kain diatas tungku yang berisi air panas. Setelah lilin malam hilang, dapat dilakukan proses pembatikan kembali . Proses ditutup dengan meluruhkan lapisan lilin yang dipakai melukis tadi, ngelorot. Setelahnya kain dicuci dan dikeringkan, lalu terciptalah sehelai kain batik yang mempesona.


Butik batik dan Galeri Lukisan Langganan Saya DI Belakang Keraton Jogja

Kalau melihat kerumitan prosesnya, wajarlah harga yang dibandrol untuk sehelai batik tulis pun lumayan tinggi. Bagaimana tidak?, untuk pengerjaan batik tulis yang halus bisa memakan waktu sampai 3 bulan lamanya.

Karena proses yang memakan waktu cukup lama dan harga yang relative mahal tersebut, pembuatan batik pun disiasati dengan metode cap. Proses pembuatannya menggunakan cap yang telah dibentuk sesuai motif yang diinginkan. Makanya coraknya cenderung seragam di setiap bagian kain, berbeda dengan batik tulis yang kemungkinan tidak konsisten pengulangan motifnya. Perbedaan yang mencolok adalah gambar batik cap tidak tembus pada kedua sisi kain. Hal ini disebabkan batik cap tidak melakukan penutupan pada bagian dasar motif seperti halnya yang dilakukan pada batik tulis. Karena tidak serumit dan waktu yang diperlukan tidak selama proses pembuatan batik tulis, harga yang dibandrol pun relative lebih murah.

Berbatik Saat Hamil Tetap Modis
Suami saya sangat menyukai jenis batik tulis, karena kualitasnya yang tinggi, bagian depan dan belakang kain bolak balik sama. Salah satu alasan ia menyukai batik tulis adalah karena coraknya yang biasanya hanya ada 1 macam untuk satu ukuran. Jadi lebih eksklusif dan kemungkinan kembaran dengan orang lain kecil.

Dengan harga yang tidak murah tersebut, perlakuan saya terhadap batik ini pun lebih istimewa dibanding perlakuan terhadap busana lain. Untuk pencucian, saya menggunakan cairan khusus untuk mencuci batik. Biasanya ada dijual di toko-toko yang menjual batik. Kalau tidak kotor sekali, paling saya hanya merendamnya. Kemudian saat dijemur, tidak perlu diperas, langsung dijemur saja, tarik-tarik sedikit ujungnya untuk menghindari kusut. Usahakan untuk tidak langsung terkena cahaya matahari, biar tidak bladus. Agak sedikit repot memang, tapi tidak mengapa, biar batiknya lebih awet dan bisa dipakai dalam waktu lama.

Dari segala jenis kain yang saya tahu, batik memang mempunyai kekhasan dan kekhususan yang menakjubkan. Entah bagaimana formulanya, yang pasti batik bisa dipakai dalam segala suasana. Dari mulai untuk daster, baju kerja, baju kondangan sampai untuk baju main. Mau dipadankan dengan kain oke, dengan rok atau celana bahan matching, dengan jeans chic dan keren. Jadi tidak aneh sekarang melihat pemandangan remaja hangout di mall memakai batik. Saya pun turut tertular. Kalau kondangan pakai batik itu sudah biasa, tapi saya suka sekali mengenakan batik ke berbagai tempat, nonton bioskop bersama suami, sampai liburan ke Bali pun saya tetap memakai batik. Motif batik favorit saya adalah Mega Mendung dan motif Parang.

Nge-mall Tetep Berbatik
Motif Favorit Saya, Mega Mendung



Motif Mega Mendung, yang merupakan batik khas dari Cirebon memiliki filosofi yang sangat dalam. Saya suka karena kesannya mistis dan misterius. Dengan corak berbentuk awan berarak besar-besar menambah keindahan motif ini. Konon katanya, awan melambangkan dunia atas, bebas dan melambangkan Ketuhanan. Warna biru yang juga merupakan warna asal dari motif ini melambangkan warna langit yang luas, tenang, bersahabat serta melambangkan  hujan yang dinanti-nantikan sebagai pembawa kesuburan dan kehidupan.

Batik Parang
Sedangkan motif parang, sepintas terlihat seperti lilitan huruf S membentuk garis diagonal. Bentuk dasar huruf S diambil dari ombak samudara yang menggambarkan semangat tidak pernah padam. Sama seperti ombak, batik parang menggambarkan semangat pantang menyerah dan menggambarkan jalinan yang tidak pernah putus baik itu dalam arti memperbaiki diri, maupun pertalian keluarga. Motif ini merupakan motif dasar yang paling tua. Dahulu, motif parang sangat dikeramatkan dan hanya ornag-orang tertentu yang  boleh mengenakannya. Misalnya digunakan oleh Senopati sepulang perang dengan membawa kemenangan. Batik parang digunakan untuk memberi kabar gembira pada raja. Kalau sekarang sih, siapa saja bisa mengenakan batik dengan motif ini. Coraknya yang unik memang membuat pemakainya terlihat menarik

Kalau beberapa tahun yang lalu, berburu batik saya lakukan hanya saat mudik ke Jogja, saat ini saya bisa melakukannya kapan saja. Di kota saya Medan yang sebenarnya kotanya orang batak, namun toko batik sudah banyak menjamur disana sini. Butik batik pun sudah ramai bermunculan di mall-mall besar kota ini. Dari yang sudah memiliki brand nasional sampai yang tidak bermerk.  Bahkan kalau saya malas keluar rumah, saya cukup berselancar via internet di rumah, karena toko batik online pun bisa memenuhi kebutuhan saya. Tanpa harus pulang ke Jawa, saya bisa memuaskan hobi berbatik di mana saja.


Jauh-Jauh Ke Bali Tetap Berbatik :)

Salah satu situs butik online yang menjual aneka macam produk batik adalah berbatik.com. Keistimewaan situs ini dibanding situs belanja batik online lainnya adalah semua produk yang ditawarkan merupakan produk batik cap dan tulis, bukan tekstil print motif batik, jadi semua produknya adalah handmade. Mulai dari busana batik, tas, sepatu, aksesoris, perlengkapan rumah tangga dan juga kain nusantara lainnya.

Tas Laptop dan Casing HP ku juga batik
Berawal dari rasa nasionalisme sang founder Heri Fikrio yang melihat batik dijual di departemen store di London dengan harga yang mahal sekali. Namun sayang, meskipun berasal dari Indonesia, brand batik tersebut justru bukan brand batik Indonesia. Berangkat dari situ,kemudian lahirlah ide untuk mempromosikan batik Indonesia. Di mulai dari akun facebook hingga akhirnya menjual batik secara online.

Yang unik dari situs belanja ini adalah , Berbatik.com mengkhususkan diri sebagai situs belanja online yang mempertemukan pengusaha, perancang busana dan aksesori berbahan batik serta kain nusantara dengan para pecintanya. Seperti saya, salah satunya.

Jadi situs ini tidak hanya meudahkan pembeli tapi juga bermanfaat bagi penjual. Penjual bisa focus memikirkan desain dan produksi karena masalah pembayaran dan pengiriman sudah dilakukan pihak pengelola berbatik.com. Jadi malah menghemat ongkos teknologi, marketing dan bisa meningkatkan brand awareness terhadap produknya.

Beberapa Produk di Berbatik.com. Ngga pasaran

Dengan begitu, hal ini pun menguntungkan pembeli, karena produk yang ditawarkan adalah produk dengan kualitas tinggi. Meski berkualitas, harga yang ditawarkan sangat bersaing mulai dari 200 ribuan hingga 2 jutaan.

Bagi saya yang menyukai batik dan pernak-perniknya, situs ini merupakan one stop shopping untuk produk batik berkualitas. Apalagi saat ini sudah bisa menggunakan kartu kredit dalam transaksi pembayaran, semakin memudahkan para pembelinya.

Dengan adanya situs online seperti ini, memungkinkan baik dikenal sampai ke dunia internasional. Hal ini juga mencegah batik tergerus masa dan hilang ditelan jaman.

Semoga saja ke depannya batik benar-benar bisa mendunia. Kalau kemarin-kemarin para pemimpian dunia seperti Nelson Mandela, Obama, Clinton ngga ragu pakai batik, ditambah lagi para artis seperti Jessica Alba dan teman-temannya juga enjoy aja pakai batik, masa kita yang punya ngga sih.



Ayo berbatik, kalau tidak kita yang memelihara kelestariannya, siapa lagi?. Kalau tidak dari sekarang, kapan lagi ?.



Sumber:

http://swa.co.id/youngsterinc/startup/dari-jalan-di-london-lahirlah-berbatik-com
http://umzaragallery.com/2011/04/14/motif-batik-parang-filosofi-makna-dan-pola/
http://Wikipedia/batik-mega-mendung






Tidak ada komentar:

Posting Komentar