Selasa, 18 November 2014

Tak Bisa ke Lain Hati


Kalau rezeki memang nggak kemana. Jum’at kemarin sebuah surat nemplok di meja kerja saya. SPJ ( Surat Perjalanan Dinas) ke Medan, cihuuuy., bisa ketemu suami lagi, ah senangnya. Memang, sudah dua tahun ini saya tinggal berpisah dengan suami. Saya di Jakarta, suami di Medan.Tanpa membuang waktu saya segera searching tiket via internet. And, wow harga tiket gila-gilaan, maklum hari Jum'at. Saya yang biasanya naik maskapai merah urung melihat nominal yang tertera. Segera saya buka website penerbangan yang lain. Dan akhirnya saya pilih naik Garuda Indonesia. Soalnya harganya lebih murah dari yang lain, Asiiik bisa naik Garuda, dapet tiket pesawat murah pula.

Selama ini saya memang selalu menggunakan maskapai merah, karena disamping jam terbangnya yang ada setiap waktu juga biasanya harganya paling terjangkau. Namun karena ini dadakan, apa aja yang penting pulang.

Begitu lampu kantor diredupkan jam setengah lima tanda jam kerja berakhir saya langsung melesat mencari taksi menuju bandara. Sampai di terminal 2F, saya pun check-in menuju counter yang tersedia. Wah, terus terang saja, saya baru dua kali ini naik Garuda, pertama kali karena sebuah accident saat Honeymoon dan kedua ya kali ini. Melihat tempat check-in nya saya sedikit takjub, tidak seperti di terminal 1A,B atau C yang biasanya antrian panjang mengular, disini antriannya rapi banget. Semua penumpang berdiri di garis batas yang ditentukan, dan satu persatu maju ke meja check-in setelah dipersilahkan petugas. Persis seperti antrian di Bank. Ngga ada tuh penumpang yang berjubel dan berdesakan.
Antrian di Counter Garuda
Gambar dari sini

Antrian di Counter Lain
Gambar dari sini

Saat saya sampai di depan petugas check-in saya pun segera memperlihatkan kode booking saya. Berhubung saya dalam tujuan dinas, maka saya membawa bagasi berupa sebuah koper yang tidak terlalu besar, biasanya saya cuma nge-ransel aja kalau pulang. Saat koper di timbang si petugas berkata kepada saya,

Si Mas :  “ Maaf ibu, kopernya silahkan diikat dulu dengan tali disana” katanya sambil menunjuk ke arah belakang saya.

Disana terlihat petugas packing koper yang selalu ada di setiap bandara. Dalam hati saya bergumam, ah males, cuma ngiket pake tali gitu doang bayar sepuluh ribu ( pengalaman di terminal A dan B )

Saya pun menjawab “ Emang harus ya mas”.
Si Mas: “ Harus ibu”
Saya : “ Emang ada aturannya?”
Si Mas : “ Ada ibu, aturan maskapai memang seperti itu, demi keamanan koper ibu”
Saya : “ Tapi koper saya udah dikunci kok, udah aman” saya masih ngotot
Si Mas : “ Tetap harus diikat ibu “ jawab si mas sopan.
Saya : “ Ya baiklah kalo memang harus”, dalam hati saya masih gak rela.

Sebelum saya berbalik, si mas berkata sambil tersenyum manis, “ Itu gratis ibu, gak bayar”

Saya melongo, duh maluuu banget, ketauan deh kalau ini first time saya terbang dengan Garuda, ih tengsin, apalagi di koper saya masih tersemat kertas bagasi dari maskapai lain.

Saya terkesan sekali dengan aturan pengikatan koper yang diberlakukan pihak Garuda ini. Soalnya banyak kejadian di bandara dimana koper kita bisa dibuka dan barang di dalamnya diambil. Dengan diikat begitu, risiko koper dibuka orang tak bertanggung jawab sangat kecil terjadi. Berasa aman deh dengan pelayanan ini. Apalagi petugas di counter Check-in juga sopan banget, ngga jadi marah deh karena malu, xixixi.

Eskalator datar menuju Boarding Room,
Bikin santai dan ngga capek jalan
Dan selanjutnya,saya segera menuju ke ruang tunggu. Wah sepanjang jalan menuju ke boarding room, saya benar-benar melihat perbedaan sangat mencolok antara terminal yang biasa saya jambangi ( terminal 1) dengan terminal Garuda. Sangat rapi, eksklusif dan nyaman. Tidak tampak orang selonjoran disana-sini seperti yang biasa saya lihat. Kursi di ruang tunggu juga lebih empuk ( saya mulai lebay).Kapasitas setiap ruang tunggu pun tidak terlalu ramai, mungkin karena jadwal penerbangan yang selalu tepat waktu sehingga tidak sempat terjadi penumpukan penumpang. Bahkan sebelum terbang pun, saya sudah merasakan pengelaman yang menyenangkan. Berasa istimewa gitu sebagai penumpang

Saya sempat bergumam dalam hati, “ Disuruh bayar tiket lebih mahal pun, worthed lah dengan fasilitas yang didapat, apalagi ini dapat tiket pesawat murah, beruntungnya diriku”. 

Begitu memasuki kabin pesawat, lagi-lagi saya langsung melihat perbedaan  dengan penerbangan yang biasa saya pakai. Ukuran kursi lebih besar dan lebih nyaman. Dengan warna jok kursi dan warna interior yang menyejukkan mata dan berbau tradisional membuat kita berasa dinegeri sendiri ( loh emang di negeri siapa? ), apalagi begitu masuk ke kabin langsung terdengar lagu-lagu daerah seperi angin mamiri, yamko rambe yamko yang diaransemen ulan ala orkestra. Berasa duduk-duduk di rumah deh. Apalagi di depan masing-masing kursi terdapat sebuah layar mini dengan berbagai pilihan hiburan, film, musik, komedi,sampai info tempat wisata dilengkapi dengan headset, komplit deh tinggal merem melek aja nikmati segala hiburannya.


Bawa bareng segambreng, si papah tetap nyantai
Oya FYI aja, colokan headset nya ada di lengan kursi. Soalnya awal-awal saya bingung nyarinya, hahaha. 

Kabin Pesawat 
Karena sudah ada semacam televisi gitu di depan masing-masing penumpang, maka tidak ada lagi pramugari yang melakukan demo safety seperti di penerbangan lain. Demo ditayangkan di masing-masing layar. Saat pertama dengar alunan musiknya saya sedikit terkesima,soalnya nada musiknya itu ngga biasa, seperti perpaduan musik tradisional dan modern. Dipadu dengan suara lembut yang mengalun, membuat tayangan demo safety jadi ngga membosankan. Syukurlah, bukan apa-apa, soalnya saya suka sebal dengan pramugari yang melakukan demo keselamatan, entah ge-er entah apa, selalu terlihat tidak focus saat melakukan demo. Matanya kesana kemari, tidak berani kontak mata dengan penumpang, dan terkesan yang penting selesai, makanya sebelum instruksi keselamatan selesai dibacakan, si pramugari sudah buru-buru balik kanan. Kalau pramugari Garuda sih, mature banget deh, anggun dan sangat sopan. Apalagi, seragam yang digunakan juga eye catching banget. Model kebaya anggun dipadu dengan batik yang menjadi ciri khas Indonesia. Warna-warna yang dipilih juga bikin segar mata. Hijau tosca yang bernuansa tropis dan menyegarkan, jingga yang memiliki kesan hangat, ramah serta penuh energi; serta biru yang memancarkan kesan andal, terpercaya, abadi dan menenangkan. Ngga heran membuat mbak-mbaknya cantik alami, dan bersahaja. 

Setelah demo selesai ditayangkan, saya pun sibuk pilah-pilih acara, tukar chanel sana sini,excited banget.Akhirnya saya putuskan nonton film, kebetulan ada film Korea disitu, bercerita  tentang cowok cewek yang sama-sama divonis tumor dan selalu kebetulan bertemu di ruang praktek dokter, di restoran, sampai sama-sama membatalkan uang muka yang telah mereka setor untuk memesan gedung pernikahan.

Lagi terhanyut dengan si film Korea, tiba-tiba terdengar suara nan lembut menawarkan makanan dan minuman kepada saya dan penumpang lain. Woooww, kebetulan banget. Nonton sambil makan itu adalah suatu kombinasi yang harmonis. Menu yang ditawarkan juga oke banget,boleh pilih antara nasi rendang atau nasi ayam,  masakan Indonesia, selera gue banget. Saya pilih nasi rendang, hmm yummy, apalagi di nampan makanan itu sepaketnya udah berisi buah-buahan plus puding pencuci mulut, aaah nikmatnya. Selain makanan, si mba pramugari juga menawarkan aneka minuman. Tinggal pilih, mau dingin atau panas, mau tawar atau berasa. Begitu si mba nyebut jus martabe ( markisa terung belanda ) , saya pun segera mengangguk semangat, ahahaha doyan apa laper mba.

Sambil makan, langsung mikir, dengan harga tiket segitu, dapet hiburan gratis, makan minum gratis pula, iiih kenapa dari dulu ngga naik Garuda yah.

Selesai makan, langsung konsen lagi ke film Korea. Sayangnya belum sampai cerita habis, pesawat sudah harus mendarat. Wah penasaran lanjutannya. Dan baru nyadar, dua jam perjalanan yang selama ini buat saya terasa nge-betein banget, ini kok rasanya kurang lama, malah pengen ditambah waktunya,kalau perlu pesawatnya muter-muter dulu di atas biar filmnya kelar dulu, hahahaha penumpang alay.

Eu de toilet beraroma therapy,
seger banget
Sebelum mendarat, saya sempatkan dulu ke toilet, soalnya udah kebelet pipis dari tadi. Begitu membuka pintu kamar mandi, wuuuuuss aroma segar langsung menerpa hidung saya. Entah, saya sulit menjelaskan aromanya. Pokoknya segar dan enak banget. Begitu menciumnya , langsung terasa rileks, segar dan berefek menenangkan, seperti aroma theraphy tapi segar banget. Yup, di toilet tersedia lotion dan eu de toilet untuk menyegarkan diri penumpang setelah buang air atau sebelum mendarat, biar tetap harum dan ngga kucel. Pssst, karena sangat suka dengan aromanya yang khas, unik dan eksklusif, saya sempat minta ke mba pramugari eu de toilet tersebut, dan dikasih lho, horeeeee baik banget deh pramugarinya. Padahal saya tahu itu untuk dipakai bareng-bareng. Tapi karena isinya juga udah tinggal separoh, makanya iseng minta, seneng banget deh .

Akhirnya, suka ngga suka, ikhlas ngga ikhlas, saya harus turun dari pesawat. Terlihat mba-mba pramugari dan mas pramugara berbaris rapi menuju pintu keluar. Senyum merekah di wajah mereka, seraya mengatupkan kedua tangan di depan dada, khas salam hormat ala Indonesia, saya pun melangkah dengan berat menuju pintu keluar. 

Saat ke Jogja bersama Tara


Bawa bayi pun ngga ada masalah,
Tara anteng mainan popok yang dikasi mba Pramugari
Untuk bayi juga disediakan makanan khusus lho.

Saat nunggu Transit, ditemani bebek karet dari Garuda,
sambil ngopi-ngopi di Lounge

*****
Excellent Services Of Garuda Indonesia

Pengalaman saya melakukan perjalanan bersama Garuda begitu membekas di hati, karena saya merasakan excellent Services Of Garuda Indonesia. Iya, pengalaman dilayani yang diluar ekspektasi. Sebagai Maskapai terbaik di Indonesia, Garuda Indonesia memang membawa misi penting sebagai pintu pertama bagi para pendatang untuk menikmati keindahan Indonesia. Keramahtamahan Indonesia diaplikasikan dalam ikon yang memanjakan 5 panca indera.

Seperti yang saya rasakan selama perjalanan Jakarta-Medan. Mulai dari pelayanan saat check-in yang sopan dan teratur. Begitu naik pesawat, indera penglihatan langsung dimanjakan dengan warna-warni seragam pramugari yang memiliki keanggunan khas Indonesia. Senyum dan salam yang tulus. Interior pesawat yang didominasi warna natural dan warna alam Indonesia, mau tak mau membuat otomatis kita ikut merasakan indahnya Indonesia  ( Sight ).

Memasuki ruang kabin pesawat, Indera penciuman langsung diserbu aroma khas rempah-rempah dan kesegaran alam Indonesia , pendingin udara dengan temperatur yang pas, menghadirkan perasaan relaks dan nyaman ( Scent).

Begitu duduk di kursi yang nyaman dan empuk, aneka hiburan siap menemani selama perjalanan. Alunan musik tradisional yang diaransement ulang membuai indera pendengaran ( Sound). Ditambah berbagai sajian hiburan lain, seperti film, musik, info wisata bakan games membuat perjalanan berjam-jam seperti sekedipan mata. 

Nasi Kuning Ala Garuda
gambar dari sini
Belum sampai menjejakkan kaki di tempat tujuan, Garuda Indonesia sudah memulai mengusik indera pengecap dengan menyajikan makanan dan minuman khas Indonesia ( Taste ). Nasi kuning, nasi rendang, mie goreng Indonesia, jus martabe, buah-buahan khas indonesia seperti nenas, pepaya, semangka, bagaikan menu pembuka sebelum wisata kuliner dilakukan. Aaah, nikmatnya.

Semua yang dirasakan panca indera tersebut, memberikan sentuhan ( Touch) dan pengalaman keramahan khas Indonesia.

****

Cerita itu terjadi dua tahun yang lalu. Dan seperti mengalami dejavu saat  kejadian serupa terulang kembali.

Minggu lalu, kembali saya mendapat SPJ  di atas meja kerja. Begitu dibuka, tertulis nama Sibolga. Cihuuuy. Sibolga-  negeri wisata sejuta pesona- , sekaligus kota sejuta kenangan untuk saya. Gimana ngga?, 17 tahun yang lalu saya mengijakkan kaki pertama kali di kota ini, dan menghabiskan 3 tahun yang sangat memorable di sebuah SMA bernama Matauli, aw.. aw... aw... rasanya seperti dapat doorprize deh bisa kembali kesana dalam perjalanan dinas, gratis, dibayarin kantor pula, wadoooow.

Tanpa membuang waktu saya segera searching tiket via internet. Sebenarnya perjalanan ke Sibolga bisa dilakukan melalui jalan darat, memakan waktu sekitar 8 sampai dengan 10 jam. Namun, karena saat ini, sudah ada rute penerbangan dari Medan ke Sibolga, tanpa ragu saya memutuskan menggunakan moda udara saja. Ada dua maskapai penerbangan yang melayani rute Medan-Sibolga. Garuda Indonesia salah satunya, tanpa ragu, segera saya buka webside Garuda Indonesia. Saat melihat harga yang tertera, Wooow girang banget, pengen jingkrak-jingkrak saat itu juga. Dengan Rp 308 ribu saja, udah bisa nyampe di Sibolga, Gilaaa...ini tiket murah banget ngga sih?. Langsung tekan tombol lanjut.... klik purchase, yes sebuah tiket sudah di tangan.




Begitu menginjakkan kaki di Sibolga, kenangan-kenangan manis 17 tahun silam seolah menyerbu di depan mata. Indahnya masa SMA, sekaligus indahnya pantai Sibolga perpaduan perjalanan napak tilas yang sempurna.

Landing dengan selamat sentosa di Sibolga. Nyaman pake Garuda :)
Aaah, terima kasih Garuda Indonesia, telah membawa saya ke kota sejuta kenangan, kota sejuta pesona dengan keindahan alam yang tak bisa diungkap dengan kata-kata, biarlah gambar bercerita.



Hepi Banget bisa kembali ke SMA penuh kenangan


Pelabuhan Sibolga


Sunset di Pantai Pandan Sibolga




Pulau Poncan Nan Menawan

Welcome To Poncan Island

Dermaga Poncan
Santai Sejenak


Waktu pertama tahu kalau Garuda Indonesia buka rute Medan-Sibolga saya surprised banget. Ngga nyangka aja maskapai sebesar Garuda mau ambil rute-rute perintis begitu, biasanya kan pesawat-pesawat kecil aja. Semakin kagum, karena ternyata Garuda Indonesia benar-benar ingin menjangkau ke seluruh nusantara. Kita-kita sebagai pelanggannya tentu saja hepi banget, ngga harus ketar-ketir naik pesawat kecil kalau mau ke daerah yang kurang terkespos namun ternyata menyimpan pesona yang tak kalah dengan daerah lain.

Selain rute Medan-Sibolga untuk pulau Sumatera, Garuda Indonesia juga melayani rute-rute pendek di pulau lain, seperti di Kalimantan contohnya, Balikpapan-Palangkaraya, Balikpapan - Pontianak, Palangkaraya -  Pontianak. Kemana-mana makin mudah dan makin nyaman.

Dulu waktu masih bertugas di Kantor Pusat  setiap ada kesempatan dinas luar saya pasti pilih Medan, sekalian ketemu suami. Iiih nyesel banget, padahal dulu punya kesempatan untuk jalan-jalan ke Kalimantan.  Menyaksikan sunset di Pantai Melawai, atau indahnya Pantai Manggar di Balikpapan,menikmati lezatnya kepiting Kenari di Balikpapan, duh langsung terbayang suasana pantai yang indah. Apalagi kalau kesononya pakai Garuda Balikpapan

Pantai-Pantai Cantik di Balikpapan
sumber ; www.portalbalikpapan.com

Kuliner Khas Balikpapan

Oya, FYI aja, selain menjelajah kota-kota dan tempat wisata di negeri sendiri, kita juga bisa menjelajah keindahan dunia dengan Garuda Indonesia. Apalagi Garuda Indonesia sudah mengembangkan sayapnya dengan bergabung di sky team.

Joins Sky team


Iya, Disamping service excellent yang akan kita rasakan, mulai Maret 2014 kemarin Garuda Indonesia sudah bergabung dalam sky team yaitu sebuah aliansi penerbangan global dengan koneksi 19 maskapai dunia lainnya. Jadi ngga heran ke depannya jaringan penerbangan Garuda Indonesia bakal lebih luas. Dengan join ke sky team ini juga Garuda Indonesia akan meningkatkan jaringan penerbangan maskapai-maskapai anggota sky team yang dilayani GI melalui bandara utama Jakarta,Denpasar,Makassar,Surabaya dan Balikpapan. Aduuuh kebayang deh ntar kemana2 semua rute bisa pakai Garuda.

Selain pulau Sumatera dan Kalimantan, Garuda Indonesia juga memiliki rute Labuan Bajo di Nusantara Tenggara dan Sorong. Ini berarti tujuan wisata selain Bali semakin terbuka. Garuda Indonesia juga akan membuat koneksi diving spot di Sulawesi dan Jayapura yang meliputi Manado, Sorong-Raja Ampat dan Wakatobi.  Jadiiii, promosi daerah-daerah wisata tesebut bakal semakin meningkat nih terutama terhadap masyarakat luar, Karena kayak orang Eropa gitu, pastinya kalau mau ke Indonesia naik Garuda Indonesia. Angkat topi deh buat maskapai satu ini.

Trus keuntungan khusus bagi pelanggan setianya apa dong?

Nah bagi para pemegang Garuda Frequent flyer, itu lho semacam kartu member Garuda Indonesia yang memiliki segudang keuntungan kayak point untuk terbang gratis,diskon makan,diskon belanja,fasilitas lounge- Jadi bisa ngumpulin poin mileage kalau terbang dengan maskapai sky team. Reward poin mileagenya juga bisa digunakan untuk penerbangan yang dilayani anggota sky team,duddududu #siul-siul.

****

Selalu ada pengalaman pertama di setiap hal. Karena kesan pertama yang begitu menggoda dan sulit dilupakan beberapa tahun silam, sejak saat itu Garuda Indonesia menjadi Maskapai penerbangan kesayangan saya. Ngga bisa berpindah ke lain hati, kemanapun selalu pilih Maskapai penerbangan Terbaik di Indonesia ini. Merasakan excellent services of Garuda Indonesia,  sama dengan menikmati pengalaman terbang dengan sensasi dan cita rasa Indonesia. 

Kalau masih hitung-hitungan juga soal harga tiket antara Garuda Indonesia dan Maskapai lain, nih saya kasih ilustrasi sederhananya :

Ambil contoh rute Medan- Jakarta untuk 1 minggu ke depan



Tiket Garuda Indonesia : Rp 906.100,-
Maskapai Lain                : Rp 708.700,-
Selisih                            : Rp 197.400,-

Bener ngga selisihnya segitu, mari kita bedah bersama :



Nah lho, ternyata dibanding selisih harga di maskapai lain itu, Garuda Indonesia memberi lebih banyak. Itu belum dihitung diskon-diskon ke hotel, tempat makan, dan toko tertentu. Ditambah lagi, nilai waktu dan kenyamanan yang ga bisa digantikan oleh uang. Sepanjang pengalaman saya, hampir tidak pernah Garuda Indonesia delay sampai berjam-jam, selalu tepat waktu. Kebayang dong kalau udah delay itu keselnya gimana.

Jadi.... masih ragu lagi nih.

Ayo kemasi kopermu, jelajahi keindahan dunia dengan cita rasa Indonesia bersama Garuda Indonesia.


Foto : Dokumen pribadi

Selasa, 11 November 2014

Tak Gendong Kemana-mana

Mungkin karena setiap harinya saya meninggalkan Tara hampir 12 jam lamanya, maka begitu sampai di rumah, maunya gendong Tara terus. Ke dapur di gendong, ke kamar di gendong, makan pun saya gendong. Tara nya juga suka banget, begitu mendengar suara pagar digeser, entah lagi posisi apapun bergegas ia akan berlari ke pintu, menyambut saya. Begitu melihat bundanya ini, tangannya langsung direntangkan ke atas sebagai isyarat untuk digendong, duh gemas banget.

Dari Tara bayi, saya sudah sering dengar orang-orang sekeliling, ibu, tante, uwak bilang " Jangan keseringan digendong, nanti bau tangan".

Yang akan saya jawab " Ngga apa-apalah mak bau tangan, daripada bau kaki" hahahaha #langsung dikeplak.

Tapi saya ngga ambil pusing, karena saya suka sekali mencium aroma tubuh Tara, nyium-nyium mulutnya, cium-cium keningnya, yang semuanya itu mesra banget dilakukan sambil menggendong.

Tapi untuk jaga-jaga saya juga membeli stroller. Dari mulai dibeli sampai saat ini, bisa dihitung pakai jari, stroller itu dipakai. Tara lebih suka saya gendong. Jadilah kalau jalan-jalan ke mall pakai stroller, ujung-ujungnya si stroller cuma untuk naruh barang-barang belanjaan. Lagian saya dan suami memang jarang banget ngemall, jadi praktis si stroller sekarang hanya teronggok di gudang.

Karena hobi menggendong itu, bahu saya sampai sakit linu-linu. Setiap minggu pasti pijet, pegel banget. Bahkan pernah, waktu acara ulang tahun BRI, Tara saya bawa ke kantor, aduh maaaak, seharian nggendong si Tara ( Tara ngga mau sama kakaknya), pulang-pulang saya demam, huhuhu.

Begitu Tara lahir, saya banyak dapet kado gedongan, mulai dari yang sling, sampai yang model gendong depan. Yang sling sih enak dipakai waktu tara masih bayi, tapi begitu udah tambah berat, saya ngga nyaman lagi pakai sling, ngga muat juga soalnya. 

Kemudian karena sling udah ngga muat, saya pakai yang gendongan depan, merk Mothercare gitu kalo ngga salah. Waduh, makainya ribet banget, diselempang sana , silang ke kanan silang ke kiri, hap Tara saya dudukkan di depan. Ealah, baru 5 menit saya gendong, nih anak kecil udah berontak-berontak,kakinya ditendang-tendang. Hufft, ya udah lah ngga jadi pake gendongan itu, balik lagi ke gendongan sejuta umat, Jarik, xixixi. Begitu dipakein jarik, Tara langsung anteng, mukanya lucu banget, kiss kiss.

Tapi pakai jarik tuh, bikin posisi bahu bisa ngga seimbang, karena beban hanya ditanggung satu bahu saja. Kalau masih 3-4 kilo okelah gendong pakai jarik, lebih dari itu aduh pegel banget.

Trus direkomendasiin sama mba Anik Nuraini buat pakai Carrier yang merk Ergobaby. Lagi nyari-nyari di internet, eh malah ketemu sama Boba carrier. Pas ngeliat harganya... wadoooow, langsung elap keringet, hampir sama dengan harga stroleer Tara. Tapi ngeliat video di you tube plus testimoni emak-emak yang sudah pakai kok yaaaaa jadi pengen banget  punya. Setelah dipikir-pikir, ditimbang-timbang, akhirnya saya putuskan beli. Pertimbangannya soalnya ya itu Tara suka banget di gendong, kedua kebetulan minggu depannya mau pulkam ke Jogja, udah kebayang Tara bakal betah ngganduli saya kemana-mana selama jalan-jalan, dan yang ketiga yah itung-itung investasi, kan ntar bisa dipakai buat adenya Tara.

Dan uji coba pertama dilakukan saat trip ke Jogja. Tara bener-bener " Tak Gendong kemana-mana" deh. Jalan-jalan ke Gembira Loka, ke Malioboro, nge-mall, pakai Boba Carrier enteng banget. I Looooove this carrier so much. Enak banget.

Tara Bobo di gendongan, Emaknya tetap Eksis


Apalagi, bisa posisi gendong belakang. Saya yang hobi banget makan mie ayam, ngga kerepotan walau harus sambil gendong Tara. xixixi anaknya ditaruh di belakang, emaknya asik seruput-seruput kuah mie

Tara manyun Ngga dibagi sama Bunda xixixi

Tara juga kelihatan nyaman banget, mungkin karena posisi pantanya yang pas, dan duduknya juga seperti kalau kita gendongpakai tangan, tertopang sempurna, jadi ngga sakit. Ni anak kecil digendongan malah ketawa-ketawa. Apalagi, posisi kepala anak, pas di bawah dagu kita, jadi kalau mau cium-cium Tara tinggal mmmuaaah mmuaaah. :v

SI Cantik Bunda

Kemarin -kemarin kalau mau shopping-shopping gitu, Tara pasti saya tinggal dulu di rumah. Trus pergi bareng papanya. Gitu nyampe Petisah, giliran belanja harus buru-buru, soalnya kepikiran Tara di rumah, dan ngga enak sama mba-nya, kalau hari libur juga mesti jagain Tara. Kalau sekarang, mau shopping, hayuk ajah, pakai Boba, Tara ikut kemana-mana xixixix, belanjanya pun jadi bisa lama-lama.


Pokoknya puas banget deh pakai Boba Carrier :v. Mau sambil masak bisa dipakai, Tara tinggal gendong di belakang, bahkan dulu-dulu ngga bisa makan bareng sama suami, karena Tara gangguin mulu xixixi . Sekarang, mau makan bareng hayuk aja, Tara tinggal dikasih kerupuk di belakang hahahaha. Recommended nih moms




Senin, 10 November 2014

Baby Shower


Entah kebetulan atau tidak, tahun lalu saat saya melahirkan bayi pertama saya ke dunia ini bebarengan dengan beberapa orang teman saya. Ya tahun 2013 kemarin itu memang banyak banget istri teman suami, teman sekantor, sampai adik saya juga ramai-ramai menambah jumlah populasi manusia di dunia yang semakin sesak ini.


Kalau sering nonton film-film Hollywood di sono tuh ada satu tradisi yang diperuntukkan buat menyambut kelahiran si jabang bayi, baby shower namanya. DI usia kehamilan memasuki 7 bulan, teman-teman si bumil akan menggelar semacam party kecil gitu, mengundang para sahabat yag masing-masing akan membawa kado buat si calon mommy dan calon baby tentu saja. Adegan yang paling saya ingat  itu di acara baby shower dalam serial friends. Dimana Phoeby lagi hamil gede dan super duper sensitive. Akibatnya semua kado yang dibawa para sahabat bukannya membuat doi sumringah malah membuat Phoeby nangis sesunggukan. Dikasi celana hamil, tersinggung, dikasi boneka marah, dikasi dot susu ngamuk, hahaha alasan hormon pastinya yang menjadi si penyebab.



Pengalaman pribadi sih, waktu lahiran Tara saya banyak banget dapat baju bayi, mulai dari yang model astronot sampai baju carter itu yang sepaket2. Seneng banget nerimanya soalnya lucu-lucu. Tapi karena yang ngasih banyak banget sementara saya juga udah beli banyak ( maklum anak pertama), akhirnya ngga semua kado-kado itu bisa terpakai. Beberapa, saat saya mau pakein ke Tara, eh ternyata sudah ngga muat, kekecilan, kelamaan ditumpuk di lemari. Banyak juga dapat sepatu baby, tapi karena sampai umur 5 bulan Tara jarang banget saya bawa keluar, ya sepatu bayinya juga ga kepakai, sayang banget.

Akhirnya kado-kado Tara yang ngga sempet dipakai itu, saya kasih ke sodara yang kebetulan anaknya lahir cewek, sekalian ngado xixixix.

Nah, sebagai seorang mommy baru dan udah berpuluh kali wara-wiri datang ke rumah teman yang baru lahiran, saya simpulkan ada beberapa kado yang siapapun pasti ngga akan bereaksi kaya si Phoeby itu dan ngga akan mubazir sama si emak baru . Kadang saat mau beli kado, kita pasti mikir, “ Ah ntar dia udah punya”, biar praktis kasi baju aja atau bedak dan antek-anteknya. Nah saya puny ide beberapa kado yang ngga mainstream dan tetap yang nerima bakal pakai walaupun udah punya.

  1. Selimut Bayi

Kebanyakan ibu, hanya membeli satu buah selimut bayi sebagai persiapan kelahiran. Padahal selimut bayi ini ntar bakal dipakai terus di awal-awal dede lahir. Mau imunisasi, pakai selimut, mau dibawa ke rumah oma pakai selimut, bahkan jalan-jalan cantik pun si selimut kudu dibawa. Kalau mau praktis, bisa juga digunakan sebagai alas stroller.

Harga selimut bayi juga ga mahal-mahal amat, berkisar 60 ribu sampai 200 ribu tergatung bahannya. Masih oke lah kalau untuk budget kado. Teman saya, saya kadoin selimut, dipakai kemana-mana tuh, seneng banget ngeliatnya.

  1. Gendongan bayi type sling
Pas buka kado Tara, saya dapat 3 buah kado gendongan sling dengan berbagai corak dan model. Ini berguna banget lho moms. Kalau masih bayi sih paling enak gendong dede pakai jarik, tapi ntar di usia 3 bulanan lebih, gendongan sling ini praktis banget dibawa kemana-mana.

Nah, karena bahannya yang kebanyakan terbuat dari kain, karena sering dipakai, jadi cepet kotor. Makanya walaupun si mommy baru sudah beli gendongan sendiri, dapat kado gendongan sling ini juga membantu banget.

Kalau mau ngado ini, saya saranin pilih yang lingkarannya terbuat dari besi, karena lebih enak di pakai. Warnanya juga yang natural kayak coklat, kuning, atau biru, lebih bisa dimatchingin sama baju soale.

Harga? Hmm kisaran 150 sampai 200-an udah bagus kok

  1. Carrier
Tara dapat juga kado carrier, lupa saya merknya apa. Tapi ternyata pada saat dipakai ribet banget, harus silang sana silang sini. Saya yang kalo pergi suka rempong, akhirnya malah ngga bisa memakainya. Jadi saran saya kalau mau ngado carrier gitu, pilih yang simple. Rekomendasi saya, ergo baby carrier atau cuddle me. Saya sudah pakai ergo dan suka banget ngadoin ergo ke temen, soalnya praktis dan uhuy banget.

Ngga usah yang ori lah, karena yang ori mahal bingit. Yang KW aja udah lumayan. Harganya 250 ribu sampai 300 ribu tergantung OL nya dan tergantung motif. Sumpah, ini kado berguna banget.

  1. Seperangkat dot susu dan pernak perniknya
Ehhhm, ini boleh dilewatkan deh, soalnya semua ibu maunya kan ASI Eksklusif ya, dan sebisanya ngga ngenalin dot ke anak.Tapi saya bakal girang banget kalau dapat kado botol susu dan pernak-perniknya, kayak sikat dot, dan sabun cucinya. Ih ini kan pasti terpakai, walau udah punya banyak. Kalau beli yang merk Pigeon, paling abis 100 ribu sd 150 ribuan.

  1. Tas perlengkapan bayi

Duh, tas perlengkapan bayi itu penting pakai banget deh. Yang bisa nampung semua-muanya, kayak popok, baju, celana, tisu, biscuit, bedak, susu,obat,air putih. Walau udah punya, kalau dapat kado tas bayi, bersyukur banget tuh.

Kisaran harganya di 150 ribu sampai sejutaan. Yang 150-an ribu udah bagus kok, merk babyscot gitu. Udah lumayan bingit. Kalau budgetnya gendut, bisa beli merk, modelnya keren-keren.

  1. Tas ASIP

Kado ini khusus buat mommy yang kerja, soalnya buat mommy di rumah biasanya sih ngga perlu. Nah, ini perlengkapan yang biasanya dibeli si mommy belakangan, menjelang masuk kantor. Jadi sangat tepat diberikan setelah lahiran.

Recommended merk Gabag. Made in Indonesia, menahan dingin sampai 16 jam, dan kalau beli langsung dapat ice gel 2 biji, modelya juga lucu-lucu. Kisaran harga 130-200 ribu.

  1. Bantal Menyusui
Menyusui bayi itu sangat melelahkan, kalau belum mahir tangan bisa pegel banget. Nah, bantal menyusui ini fungsinya untuk meletakkan bayi, dan menopangnya di depan dada. Jadi tanggal ngga sampai kesemutan walau nyusuin dalam waktu lama, posisi bayi juga bakal pas banget di depan dada.

Dengan harga rata-rata 150 ribu sampai 300 ribu, yang nerima udah sumringah bangetlah.


Itu deh, Tujuh hadiah dengan harga yang masih terjangkau kantong dan  worthed banget buat mommy baru. Sebenarnya kalau budget untuk kadonya lumayan banyak, bisa beli breast pump, sterilizer. Tapi rata-rata harganya di atas 300-an jadi agak berat di kantong, kecuali patungan xixixi.

Oya biasanya di toko bayi  pasti ada jual satu set baby gift gitu, yang isinya baju, kaos kaki, celemek, topi, sarung tangan.  Kalau harganya di bawah 150 ribu lebih baik ngga usah dijadiin kado deh, soalnya bahannya ngga bagus. Saya beberapa kali beli dan merhatiin. Jadi sayang banget, udah beli mahal-mahal tapi kualitasnya kurang. Kalau mau kasih baju, mending beli satuan aja, dengan harga yang sama tapi kualitasnya jauh lebih baik.

Namun sebenarnya apapun yang diberi orang tersayang, itulah bentuk perhatian yang sesungguhnya, tanpa melihat apa isi di dalam kado itu, bahkan kehadirannya pun sudah merupakan kado terindah.

Oke moms, selamat berbagi kebahagiaan bersama sahabat tercinta. Let's shower the baby :)