Jumat, 31 Oktober 2014

Karena Hidup Banyak Rasa, Bersiaplah untuk Menghadapinya

Saat membaca novel " Ayat-ayat Cinta" nya Habiburrahman El Syahrizi , saya terkesima di bagian cerita Fahri membuat peta hidupnya di selembar kertas. Kapan dia tamat kuliah,bekerja,menikah sampai memiliki anak. Wah saya langsung latah ikutan merancang peta hidup saya. Waktu itu, saya belum menikah, usia saya masih 24 tahun, sehingga rasanya pas sekali momennya. Sambil membayangkan bakal ketemu " Fahri" di dunia nyata , saya pun mulai menggambar.

Peta Hidupku

Peta kehidupan saya berisi rencana jangka pendek dan jangka panjang yang akan saya lalui hingga akhir menutup mata. Inginnya menikah di usia 25 tahun, terus mesra-mesraan sama suami selama setahun, baru kemudian hamil dan punya baby lucu. 3 tahun setelah menikah bertekad sudah memiliki rumah sendiri dan mobil pribadi. Di umur 32 tahun, harus sudah mencapai titik mapan dalam keuangan dan karir, umur 40 tahun naik haji, umur 45 anak-anak tamat kuliah trus kalau bisa pensiun dini, dan menikmati masa pensiun dengan bercengkerama bersama cucu, jalan-jalan dan menekuni hobi. Aduuuh indah sekali rasanya rancangan hidup saya.

Manusia Berencana, Tuhan yang Menentukan

Tak disangka ternyata saya menemukan jodoh tepat di usia 25 tahun, sehingga peta saya masih sesuai. Namun, mulai meleset di point kedua, memiliki anak. Siapa yang mengira, setelah menikah, tak ada juga tanda-tanda kehadiran si jabang bayi.. Lima tahun berlalu, dengan penuh kesabaran dan usaha akhirnya, saya bisa beranjak ke titik berikutnya di dalam peta kehidupan saya. Melesetnya point ke dua di peta saya, untungnya malah mempercepat saya sampai di titik "memiliki rumah dan mobil". Bergesernya peta tersebut, membuat point-point selanjutnya berubah. Setelah kami hitung-hitung, saat saya dan suami pensiun kelak, anak tertua saya baru selesai kuliah, sehingga kemungkinan adiknya belum selesai sekolah di usia pensiun kami, haduh.

Sama seperti saya, kebanyakan dari kita pun pasti sudah merencanakan hidupnya seperti apa kelak, walau mungkin tidak menuliskannya di selembar kertas. Mulai dari bangun pagi, kita sudah tahu rute yang akan kita lewati menuju ke kantor, berapa lampu merah yang akan kita lalui, di titik-titik mana rawan kemacetan sehingga kita bisa menghindarinya, jam berapa sampai ke kantor, apa yang kita kerjakan di kantor, sampai kembali ke kediaman masing-masing. Ya itulah harapan kita,agar  semua berjalan sesuai rencana.

Namun terkadang kita lupa, ketika kita berpamitan pada keluarga di pagi hari, beribu kemungkinan bisa terjadi di sepanjang jalan, lampu lalu lintas mati, truk sampah terbalik di tengah jalan, mobil kesenggol pengemudi lain, bahkan keluarga di rumah pun bukan berarti akan selalu terhindar dari risiko. Kita tidak pernah tahu mana yang akan terjadi.. Pun demikian saat pulang, tidak ada yang bisa menjamin kita akan sampai selamat di rumah, apapun bisa terjadi di jalan.

Masih ingat kan peristiwa kecelakaan Apriani, bahkan orang yang sedianya jalan-jalan pagi dengan tenang di trotoar pun bisa kehilangan nyawa dalam sekejap. Bahkan orang yang tenang-tenang kerja di kantor pun bisa mati ketabrak pesawat Yah, manusia bisa berencana apa saja, namun Tuhan jua yang menentukan.

Hanya Tuhan yang Tahu bagaimana Ini Bisa terjadi

Kalau kata Ari Lasso , segala yang terjadi dalam hidup ini adalah sebuah misteri Ilahi, kita tak bisa benar-benar tahu apa yang akan terjadi bahkan satu detik ke depan.Karena itu, tak cukup Planning A saja, masih ada 25 abjad lain yang siap kita susun untuk planning B,C,D dan seterusnya sampai Z.

Namun, sebenarnya dari segala macam kemungkinan, kita bisa menyimpulkan, bahwa secara umum hanya ada dua kemungkinan di hidup ini, yaitu kemungkinan baik atau kemungkinan buruk. Kalau yang terjadi adalah kemungkinan baik, semua berjalan sesuai rencana, maka happy ending lah yang akan kita alami. Untuk itu  marilah kita bersyukur atas kemurahanNya. Nah, kalau kemungkinan buruk yang terjadi?. Disitulah peran Plan B dst itu berlaku. 

Kemungkinan buruk apa yang mungkin terjadi pada kita?

Yang paling buruk yang bisa saya bayangkan adalah kematian tiba-tiba. Membayangkan seseorang yang kita sayangi tiba-tiba pergi dari kehidupan kita, sakitnya tuh disini " tunjuk dada". Kalau sekedar sakit saja mungkin bisa ditahan, tapi kalau yang pergi adalah seseorang yang selama ini menjadi tulang punggung keluarga, apa yang terjadi?

Sebelum menjawabnya, coba bayangkanlah, kehidupan sehari-hari kita.

Tagihan Rutin Yang harus Kita Bayar

Kita butuh makan, minum, berobat, butuh tempat tinggal, kendaraan, membayar tagihan-tagihan, rekreasi yang semuanya itu bisa kita bayar dengan apa? 

Benar sekali, dengan uang. Kecuali kita anak raja atau mendapat warisan emas permata yang tak habis tujuh turunan, maka uang bisa kita peroleh dari penghasilan setelah kita bekerja..

Dalam rumah tangga, seorang suami biasanya menjadi orang yang bertanggung jawab untuk memiliki penghasilan. Di beberapa keluarga , istri pun turut menopang kebutuhan keluarga sehari-hari.

Yang perlu kita pikirkan, bagaimana jika penghasilan kita berhenti?

Loh, bagaimana mungkin penghasilan bisa berhenti? Memangnya apa yang bisa menyebabkan penghasilan berhenti?

1. Dipecat/PHK/Bangkrut

Ngga hanya pegawai kantoran, pengusaha pun bisa mengalaminya.. Kalau ini terjadi, tentu saja penghasilan akan otomatis berhenti.

2. Sakit Kritis

Stroke yang tiba-tiba misalnya atau penyakit kritis lain yang membutuhkan biaya besar akan menyedot menghasilan kita, bahkan aset yang ada bisa-bisa terjual. Sakit kritis juga menyebabkan tidak bisa bekerja, akibatnya penghasilan berhenti

3. Cacat

Cacat permanen yang menyebabkan tidak bisa bekerja, otomatis akan menghentikan penghasilan

4. Meninggal Dunia

Kalau sudah meninggal dunia, bisa dipastikan penghasilan akan berhenti.

Saat Risiko Terjadi


Dari empat penyebab di atas, menurut saya cacat dan sakit kritis adalah yang paling harus diantisipasi, karena sakit dan cacat bukan saja menghentikan penghasilan tetapi juga menambah biaya yang kita tidak tahu berapa jumlahnya dan sampai kapan. Bukan hanya tabungan, semua yang ada pun bisa terjual demi kelangsungan hidup orang terkasih.

Masih ingat, kisah artis Sukma Ayu . Koma panjang selama berbulan-bulan, jelas terlihat berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan sang bunda demi menopang hidupnya. Bahkan beberapa artis sampai menggalang dana bantuan untuknya.  Begitulah sebuah penyakit bisa membuat bukan saja si sakit menderita tapi orang-orang di sekelilingnya. Selain Sukma Ayu, Gugun Gondrong, Pepeng, Rini S Bon Bon, adalah contoh artis yang saat jayanya memiliki harta yang banyak dan cukup namun begitu jatuh sakit, semuanya menjadi memprihatinkan. Bahkan kabar terbaru, Julia Perez harus menjual rumah dan mobilnya untuk membiayai pengobatan kanker rahim stadium awal yang dideritanya. Tentu kita bisa mengambil pelajaran dari kisah mereka.

Nah, supaya kita  tidak mengalami nasib seperti mereka. Kita punya pilihan, membiarkan hidup mengalir apa adanya, atau bersiap menghadapi risiko dengan cara antisipasi melalui asuransi.

Kenapa Asuransi?

Pada dasarnya asuransi ditujukan untuk menanggung hal-hal yang jika terjadi, impacnya akan sangat besar pada keuangan kita, sehingga tidak sanggup  ditanggung secara financial dan terasa berat jika kita harus menanggungnya sendirian. Cara mengetahuinya dengan memperhitungkan dampaknya terhadap keuangan kita. Coba tanyakan pada diri kita, apakah jika sebuah peristiwa tidak diinginkan terjadi, bisa berdampak sistemik pada keuangan kita. Contohnya meninggal dunia, sakit, kebakaran, kecelakaan, kehilangan sesuatu . Jika jawabannya ya, maka hal-hal tersebutlah yang harus kita asuransikan. Karena itu, setiap orang memiliki kebutuhan asuransi yang berbeda-beda, karena setiap orang memiliki profil risiko yang berbeda pula.

Maksudnya?
Ya contohnya, seorang pilot tentu memiliki risiko yang berbeda dengan seorang dokter.

Penyanyi Rod Steward mengasuransikan suaranya sebesar 6 juta dollar. Nilai yang sangat fantastis. Bahkan Jennifer Lopez pun menganggap bokongnya pantas diasuransikan sebesar 27 juta dollar. Amboooiiii.

Para Artis Yang mengasuransikan Tubuhnya


Pertanyaannya, kenapa mereka mengasuransikan anggota tubuhnya itu?

Bagi, seorang penyanyi, sumber penghasilannya adalah dari menyanyi. Untuk menyanyi dia butuh suara. Jadi sebenarnya, Rod Steward bukan hanya melindungi suaranya, tapi lebih dari itu, ia melindungi sumber penghasilannya.

Nah, karena untuk memiliki asuransi kita harus mengeluarkan biaya, maka perlu bagi kita untuk menyusun apa yang menjadi prioritas utama untuk kita lindungi. Karena saya bukan penyanyi, atau penari bokong atau pesebak bola seperti David Beckham, tentu saya tidak perlu membeli asuransi anggota tubuh.

Asuransi apa saja yang kita butuhkan ?

Karena risiko bisa terjadi di segala aspek kehidupan, maka asuransi pun dibutuhkan di semua aspek kehidupan.

Prinsip utama asuransi adalah melindungi, makanya logo asuransi sering digambarkan sebagai sebuah payung.

Kita tidak bisa menghentikan hujan, yang bisa kita lakukan adalah berusaha agar saat hujan datang, minimal tidak basah kuyup dan menggigil kedinginan

Melihat cerita-cerita dan kisah kehidupan orang-orang sekitar, atau kisah public figur, saya mengambil kesimpulan bahwa urutan asuransi terpenting adalah

Asuransi penyakit kritis & Cacat
Asuransi Jiwa

Kenapa?

Karena jika kedua risiko di atas terjadi di saat kita tidak memiliki antisipasi, maka berpotensi paling besar membuat hidup berubah 180 derajat, mengguncang finansial. Kematian yang tiba-tiba membuat keluarga yang ditinggalkan mengalami kehilangan. Apalagi jika yang meninggal adalah pencari nafkah, maka bisa membuat peta hidup porak poranda. Demikian juga penyakit kritis, membutuhkan biaya banyak yang bisa membebani dan menyengsarakan orang-orang terkasih. Sebagai orangtua, tentu saya tidak ingin, jika terjadi sesuatu pada saya atau suami, anak kami tidak bisa mencapai impiannya, lebih parah lagi kalau kami harus menyusahkannya. Semoga tidak pernah terjadi.

Berikutnya, asuransi yang dibutuhkan adalah asuransi kesehatan yang mencover biaya rawat inap.

Bagi pekerja kantoran seperti saya dan suami, walapun kesehatan kami telah dilindungi oleh perusahaan. Namun, kami tetap membeli asuransi kesehatan dengan tujuan untuk mengupgrade pelayanan kesehatan yang kami dapatkan dari kantor, sehingga kami bisa mendapat yang terbaik.

Menurut saya, ketiga asuransi di atas adalah kebutuhan dasar yang harus diprioritaskan saat ingin membeli asuransi.

Setelah itu, barulah kita fikirkan untuk memiliki asuransi-asuransi lain.

Asuransi Rumah dan Mobil

Untuk asuransi rumah dan mobil, jika kita membelinya secara kredit melalui bank atau dealer mobil sebenarnya sudah langsung dipasang oleh si pemberi kredit sesuai jangka waktu kredit kita. Setelah masa kredit habis barulah kita harus membayar kembali premi asuransinya.

Asuransi rumah dibutuhkan, karena jika terjadi risiko pada tempat tinggal kita, yang menyebabkan kerusakan parah atau malah tempat tinggal kita musnah, tentu akan sangat besar biaya yang harus kita keluarkan untuk menggantinya. Kasus kebakaran pada rumah Umi Pipik istinya almarhum Uje, menjadi satu contoh. Bagaimana dampak kejadian itu pada keluarga Umi Pipik.

Asuransi mobil pun demikian. Risiko kecelakaan dan kehilangan tentu akan mengguncang keuangan kita. Saat peristiwa banjir melanda ibukota, berapa banyak mobil yang mengalami kerusakan parah. Saat-saat demikian, orang-orang yang memiliki asuransi mobil bisa tersenyum lega, tidak perlu dipusingkan dengan masalah biaya untuk memperbaiki mobil, karena masih banyak masalah lain yang butuh diselesaikan.

Asuransi Perjalanan

Bagi orang yang sering berpergian dengan menggunakan moda umum, seperti kereta api, kapal laut atau pesawat terbang, asuransi perjalanan mungkin bisa menjadi prioritas berikutnya. Sebenarnya setiap menggunakan transportasi umum tersebut, kita sudah dicover oleh Jasa Raharja, namun tak ada salahnya menambahkan asuransi perjalanan yang jumlahnya tidak seberapa, paling berkisar 25 ribu sampai dengan 50 ribu, namun sudah melindungi ornag-orang yang kita sayangi.

Pilih-pilih Perusahaan Asuransi

Setelah saya baca-baca mengenai  asuransi, sebenarnya semua perusahaan asuransi mengeluarkan produk yang hampir sama. Bedanya tidak terlalu signifikan. Pada dasarnya premi dipengaruhi oleh usia, profil risiko , objek yang dicover dan uang pertanggungan yang diiinginkan.

Karena itu, saya pribadi lebih menekankan kepada reputasi perusahaan asuransinya untuk  melayani kebutuhan asuransi saya.

Kalau dianalogikan seperti ini
Kalau pilih penerbangan, kita pasti pilih Garuda Indonesia
Kalau beli hape,  pilih merk Samsung
Mau ngirim barang pilih JNE
Kalau beli air mineral kita pilih Aqua

Nah untuk asuransi pun saya pilih yang terbaik.

Berdasarkan info yang saya dapatkan, ternyata perusahaan asuransi yang memiliki reputasi terbaik , salah satunya adalah Allianz, yang pada tahun 2013 masuk 4 besar perusahaan asuransi terbaik versi majalah Infobank  (http://www.infobanknews.com/2013/07/jawara-rating-123-asuransi-versi-infobank/).

Allianz juga pernah mendapat penghargaan sebagai " Best Global Primary Insurance Company" dan " Best European Primary Insurance Company" versi majalah Globe. (http://konsultanasuransi.com/read/Allianz-Raih-PRESTASI-Global-Award1/)

Allianz juga merupakan perusahaan asuransi berskala dunia terbaik di Indonesia versi majalah Forbes (http://www.asuransi-id.com/agen-asuransi-jiwa/asuransi-allianz/prestasi-asuransi-jiwa-allianz.html)

Cara melihat reputasi perusahaan juga bisa dicari melalui internet. Berapa banyak berita negatif terkait perusahaan tersebut. ternyata saya tidak menemukan berita negatif dari Allianz Indonesia. Makin yakin dong.

Di samping reputasi Allianz, ada beberapa alasan yang menjadi pertimbangan dalam memilihnya

Allianz, sudah berdiri sejak tahun 1917 di kawasan Asia Pasifik dan sudah ada di Indonesia sejak tahun 1981. Kurun waktu yang sangat cukup bagi suatu perusahaan untuk mengokohkan posisinya dan memastikan pengalaman di bidangnya.

Selain itu, kinerja perusahaan asuransi pun perlu kita ketahui untuk melihat bonafiditas perusahaan itu. Pada semester pertama tahun 2014, Allianz Indonesia telah mencapai kinerja dengan pendapatan Premi Bruto keseluruhan sebesar Rp 5.43 Trilyun untuk lebih dari 4 juta tertanggung. Jumlah yang membuat kita yakin bahwa ada jutaan orang yang mempercayakan proteksinya pada Allianz.

Asuransi di Segala Aspek Kehidupan

Di samping hal-hal di atas, yang perlu menjadi pertimbangan saya juga adalah agen asuransi yang akan melayani saya. Saat ini agen/tenaga penjual Allianz Indonesia telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan.

Nah mengenai agen asuransi ini, saya memiliki tips dalam memilihnya :

1. Pilih agen asuransi yang muda

    Kenapa?, agar bisa melayani kita dalam jangka waktu lama ( jika dia sehat-sehat saja tentunya)

2. Pilih yang pintar dan menguasai produk

    Ya, alasan simple, kalau dia aja ngga tahu, apalagi kita. Kalau dia pintar dan menguasai produk, dia bisa memberi saran kepada kita asuransi apa yang tepat untuk profil kita.

3. Pilih yang berpengalaman namun belum terlalu lama menjadi agen

    Yang baru, belum lihai, yang terlalu lama kliennya sudah banyak, sehingga dikhawatirkan terlalu banyak yang dihandlenya

4. Pilih yang menyenangkan

    Orang yang supel, cenderung kekeluargaan tentu lebih membuat kita nyaman. Kita pun lebih gampang menghubungi dan berkomunikasi dengannya bila perlu, seperti pengklaiman misalnya.

Nah itu beberapa tips dari saya. Selanjutnya terserah anda.

Pengelolaan Keuangan yang baik bukan ditentukan dari seberapa besar pendapatan kita, tapi bagaimana kita mengelola yang ada agar bisa memberi manfaat lebih. Sisihkan penghasilan untuk Asuransi, bukan untuk mencari untung besar atau untuk mendahului takdir, tapi semata untuk melindungi yang kita cintai dan menjadikan diri kita bermanfaat walau jasmani sudah menjadi tanah.

Karena hidup banyak rasa, Bersiaplah untuk menghadapi kemungkinan terburuk




Sumber Ref:
1. http://www.allianz.co.id/
2.http://myallisya.com/2013/05/28/prioritas-asuransi/












Senin, 27 Oktober 2014

Ngeblog Panggilan Jiwa, bukan Panggilan Kantong :)

Hari ini hari blogger nasional. Wih, makin banyak aja ya hari-hari yang harus diperingati. Tapi seneng banget, ternyata blogger juga disedian harinya cuy,udah kayak hari jurnalis atau hari wartawan gitu :)

Sebagai blogger yang udah lama vakum, ngga eksis lagi,  tenggelam dalam dunia " jadi emak-emak-an", rasanya hari ini ngga susah-susah amat lah meluangkan waktu sejenak untuk mengisi kembali catatan di blog kesayangan saya ini. Soalnya masih pengen diaggap blogger xixixi.

Dari tadi siang ngintip-ngintip tulisan blogger lain, baru ngeh kalau di dunia blogging lagi heboh ya soal kata kunci yang ambigu, fee tulisan , alexa rank , job review. Weeew, pusing bacanya. Yah sampai saat ini, saya masih ngga terlalu peduli sama semua muanya itu. Bagi saya ngeblog ya ngeblog aja, ngga ada beban apa-apa . makanya page rank blog ini yaaa ngga bisa dibanggain sama sekali. Nerima job review juga baru 2 kali doang, itu pun dengan honor seuprit, cuma cukup buat beli mie ayam 10 mangkok hahaha. Tapi yang penting saya senang, hati riang, 

Mungkin bagi yang niat serius cari uang dari ngeblog, alexa rank itu penting banget ya, saya salut banget tuh sama para blogger yang begitu konsisten nulis sampai alexa rank nya rampiiing banget. Mungkin suatu saat, kalau saya niatin blog ini buat cari duit saya bakal belajar ah sama para blogger keren tersebut. Saat ini sih belum punya niat kesitu, dibawa happy aja.

Awal ngeblog tuh sekitar tahun 2007 atau 2008 gitu kalau ngga salah inget. Ngeblognya di Friendster. Aslinya saya suka nulis-nulis ngga jelas gitu di komputer kantor, girang banget waktu tahu kalau bisa curhat online hahaha, maruk lah, apa-apa diceritain. Gitu ada yang komen, langsung berbunga-bunga. Berhubung dulu belum punya laptop sendiri, jadi ngeblognya pake fasilitas wifi kantor, makanya suka banget disuruh lembur sampe malam, sekalian internetan :)

Friendster collaps, ngeblognya pindah ke wordpress, pernah juga di multiply, tp bentar doang, trus nemu blogspot, ya udah menetap disini.

Saya ngeblog itu, niatnya ngga ada mulia-mulianya sama sekali. Karena benar-benar , tujuan ngeblog itu awalnya cuma nulis isi pikiran saya aja, sekaligus latihan nulis. Ngga ada lah kepikiran buat sharing atau supaya orang lain dapat mengambil manfaat dari blog ini. Belum nyampe kesitu saya. Masih blogger unyu-unyu. Nulisnya juga masih sok-sok puitis gitu, kadang garing kriuk-kriuk, kadang sok pinter, kadang sok baik, kadang sok bijak. Pencitraan lah.Terserah mau anggap gimana.

Tapi tiba-tiba semua berubah

Sekitar tahun 2010, saya mulai ikutan group di FB. Dari group itu ketemu sesama pencinta buku yang suka nulis dan suka ngeblog. Trus dapat info lomba-lomba nulis true story. Waah maruk banget, semua lomba antologi saya ikutin, beberapa menang, banyakan kalahnya. Nah tulisan-tulisan itu sayang banget kalau ngga diarsip, maka jadilah blog ini sebagai dokumentasi tulisan-tulisan itu. Dan pertualangan sebagai blogger pun dimulai.

Hmm, berarti sudah hampir 6 tahun saya ngeblog disini. Dari blogger cupu yang ngga punya temen, ngga punya pengunjung, sekarang punya buanyaaaaaak banget sohibul blogger yang asik-asik. 

Tapi nih, jujur ya, dari pengalaman saya ngeblog selama ini, ternyata memang ada namanya seleb blog. Iya, itu tuh para blogger yang ngehits banget lah. Dari pegamatan saya, mereka jadi seleb blog karena beberapa alasan. Ada yang karena punya banyak blog sehingga beredar dimana-mana. Ada yang karena tulisannya emang cihuy abis, dan kebanyakan sih blogger yang sering banget wara-wiri di lomba blog dan wara-wiri juga jadi pemenang. Daaan semua itu ada masa expirednya. Percaya deh sama saya, hahaha.

Tahun 2010-2013, blog ini pun beberapa kali sempet mejeng menang di lomba blog, dan wuiiih gara-gara menang lomba, banyak banget yang suka berkunjung kesini. Kalau nulis sesuatu, langsung ada yang komen, yah minimal saat ngeshare di FB atau twitter pasti adalah yang mampir. Seneng banget, berasa gimanaaa gitu.

Namun, setahun belakangan, sejak jarang ikut lomba apalagi menang, ditambah jarang update blog, blog ini jadi sepi banget. Hiks sedih juga sih, berasa ditinggalin, hahaha gaya banget sayah ini.

Tapi yah, balik ke niatan awal saya ngeblog, yang memang tanpa tendensi apa-apa. Jadi walau sedih tapi ngga sampe kecewa-kecewa gitu. Biasa aja. Saya nulis ya apa adanya saja. Seperti diri saya yang tak suka basa-basi, seperti itulah blog ini. Bisa jadi sesuatu yang saya anggap bermanfaat, ternyata hanya sampah di mata blogger lain, bisa jadi pula postingan yang saya anggap iseng malah bermanfaat, tergantung sudut pandang pembaca. Yang pasti saya menghindari menulis hal-hal yang berbau pornografi, yang provokatif atau yang berbau sara. 

Sepanjang ngeblog sih, banyak banget hal bermanfaat yang saya dapat, teman baru, ilmu pastinya. Iya karena keseringan ikut lomba, jadi banyak baca, banyak blogwalking walau ngga komen, dan jadi belajar gaya-gaya menulis orang lain.

Menurut saya, menjadi seorang blogger itu harus jujur dalam arti tulisannya ngga bohong, dan harus menebar aura positive karena blog kita bisa dibaca siapa saja, jadi kita punya tanggung jawab moral terhadap pembaca. Bukan berarti semua postingan harus wise gitu, tapi tidak menulis yang bisa membawa mudharat. Karena tulisanmu cerminan dirimu.

Jadi... di hari blogger nasional ini, saya mau ngucapin banyak-banyak makasih buat para blogger yang suka mampir disini, yang pernah komen, maupun yang sudah mengikuti blog sayah. Mohon maaf yang sebesar-besarnya kalau selama ini ada tulisan yang menyindir, menyakiti atau ternyata kalian merasa huang-buang waktu kesini dan ngga mendapat hal yang bermanfaat disini, tsaaah. 

Mohon maaf juga untuk temen-temen yang ngga sempet saya BW-in blognya. Semata hanya karena saya ngga begitu gape nulis komen pake hape, sementara online pake laptop cuma sesekali kalo luang, dih alesan ajah. Ya sudahlah, pokoknya saya minta maaf lah.

Selamat hari blogger nasional untuk para seleb blog, para dewa Seo, banci kontes, beauty blogger, masterchef wanna be blogger, blogger buku, travel blogger, pokoknya semua blogger, baik yang kenal maupun yang belum kenal.

Keep writing, keep blogging, kita semua setara di mata Alexa xixixi, karena ngeblog itu panggilan jiwa bukan panggilan kantong :)

Gambar dari sini











Jumat, 17 Oktober 2014

Ideku Untuk PLN untuk Hidup Yang Lebih Baik

Bisa ngga sih kita hidup tanpa Air?

Sepertinya semua orang setuju kalau yang namanya makhluk hidup itu tidak bisa hidup tanpa air. Air sumber kehidupan.

Nah, sekarang pertanyaannya diganti.

Bisa ngga kita hidup tanpa ada listrik?


Bisa aja ya. Dulu-dulu juga ngga ada listrik masih bisa hidup. Masak nasi pakai kompor, nyetrika pakai setrika arang, nyuci pakai tangan, kalau kepanasan tinggal buka jendela. Hmmm kira-kira kehidupan seperti itu masih relevan ngga di zaman sekarang ?.

Yup, jaman berubah, kehidupan berubah, teknologi pun berubah. Seiring berjalannya waktu, kebutuhan manusia akan hidup sehari-hari sebenarnya tidak berubah. Dari dulu sampai sekarang pun kita masih  butuh makan, mandi, nyuci, tidur, rekreasi. Hanya saja makin lama yang namanya manusia ingin hidup lebih nyaman, lebih gampang dan lebih cepat. Mungkin ini yang disebut evolusi dan revolusi kehidupan.

Memasak dengan menggunakan kukusan di kompor sih ngga ada salahnya. Tapi jauh lebih cepat kalau memasak dengan menggunakan rice cooker, ngga perlu ditungguin, bisa sambil nyambi pekerjaan lain. 

Sumber penerangan di malam hari juga dulu-dulu cukup dengan lampu teplok dan lilin, namun kegiatan yang bisa dilakukan pun terbatas. Apalagi kegiatan belajar dan membaca, wah kalau terlalu lama bisa merusak mata.

Bagi penulis, dulu pun tidak adahambatan , bisa menulis dengan tangan atau ngga dengan mesin ketik. Namun dengan adanya komputer, laptop, pekerjaan menulis menjadi lebih mudah. Salah ketik tinggal edit, ngga perlu mengulang dari awal. Kecepatan menulis pun berubah, kalau dengan mesin ketik satu hari mungkin hanya dapat 3 halaman, dengan komputer bisa dua sampai tiga kali lipatnya.

Yup penemuan teknologi tersebut sungguh-sungguh sangat membantu mempermudah hidup kita.

Tapi, di balik semua itu, ternyata ada primadonanya. Tanpa adanya Listrik, semua penemuan tersebut hanya berupa onggokan mesin-mesin saja.



Familiar dengan slogan tersebut?

Benar sekali, itu adalah slogan perusahaan listrik di negara kita ini. PLN, Perusahaan Listrik Nasional.

Tidak bisa kita sangkal, bahwa dengan adanya listrik, kehidupan menjadi lebih baik. Masak jadi lebih cepat, mengetik lebih mudah, belajar lebih asyik, malam menjadi terang. Bahkan suasana kota jauh lebih menarik di malam hati daripada di siang hari, karena adanya lampu-lampu yang menghiasi. Lampu-lampu itu bisa menyala karena ada listrik.





Jadi, walaupun kita bisa hidup tanpa listrik, nyatanya dengan adanya listrik, kita bisa memperoleh hidup yang lebih baik. Setuju Ngga??

PLN sebagai perusahaan listrik monopoli di Indonesia, tentu menjadi tumpuan harapan masyarakat Indonesia dalam hal penyediaan listrik. Slogan perusahaan tersebut sangat indah di dengar telinga kita. " Listrik Untuk Hidup Yang Lebih Baik". Itulah harapan kita.

Pertanyaannya, apakah slogan tersebut sudah memenuhi harapan masyarakat Indonesia?

Hmm Coba dengar cerita saya.


Sebagai seorang ibu, yang paling saya rasakan manfaat dari adanya listrik adalah kualitas hidup yang lebih baik yang bisa saya berikan kepada buah hati. Kok bisa?

Iya, sebagai ibu bekerja, kemungkinan saya memberi ASI kepada anak saya sepanjang  hari rasa-rasanya menjadi sesuatu yang mustahil. Namun dengan adanya lemari es, saya bisa memerah ASI saya untuk kemudian disimpan menjadi ASIP, dan bisa dikonsumsi bayi saya walau saya tidak ada di sampingnya.

Dikarunia rezeki ASI yang tidak semelimpah ibu-ibu lain membuat saya harus berjuang keras untuk mengumpulka
n ASIP. 

Saya pikir memerah ASI merupakan tantangan terberat bagi ibu bekerja, ternyata saya SALAH BESAR. Susah payah mengumpulkan tetes demi tetes ASIP, ternyata masih lebih susah lagi memastikan ASIP yang tersimpan di lemari es aman sampai dikonsumsi bayi saya.


Abaikan Modelnya :)


Seperti kita tahu, ASIP bisa tahan selama 6 bulan jika disimpan dalam kondisi beku. ASIP yang telah cair tidak dapat dibekukan kembali, karena akan merusak kandungan gizi di dalamnya.

Bermukim di Medan, dengan ancaman pemadaman listrik berjam-jam ( 3-8) jam setiap hari sungguh membuat hari-hari saya tidak tenang. ASIP yang saya kumpulkan sebotol demi sebotol sepanjang cuti melahirkan dengan berat hati terpaksa diminumkan ke bayi saya, daripada mubazir. Duuuh gemes sekali rasanya.

Di samping masalah ASIP, pemadaman listrik yang berulang dan dalam waktu lama juga membuat banyak peralatan listrik rusak, bahkan karena adanya pemadaman listrik, kemudiAN masyarakat menggunakan genset di malam hari, banyak terjadi kecelakaan karena kelalaian. Baik peristiwa kebakaran karena genset yang meledak, atau kematian karena terhirup gas buang yang dihasilkan genset. Oh Oh..... menyedihkan sekali.

Kalau sudah demikian, slogan " Listrik Untuk Hidup yang Lebih baik" yang digadang-gadang PLN hanya menjadi angan-angan belaka.

Sering saya berfikir dan membatin dalam hati, : Kenapa sih PLN ini, mentang-mentang perusahaan monopoli jadi ngga serius memenuhi kebutuhan konsumen. Masa masalah kebutuhan listrik seperti ini tidak bisa diatasi selama bertahun-tahun. Padahal mantan Dirutnya, Bapak Dahlan Iskan sangat terkenal dengan Manufacturing Hope-nya. Padahal lagi Dirut PLN saat ini, Nur Pramuadji juga bukan orang sembarangan. Apa susahnya sih membangun pembangkit baru untuk menyuplai kebutuhan listrik.

Usut-punya usut ternyata, permasalahan listrik tidak segampang yang saya sangka.Bukan seperti memenuhi kebutuhan pasar, dimana semakin tinggi kebutuhan maka teorinya perusahaan akan semakin senang karena akan semakin menguntungkan mereka.

Masalahnya, produksi listrik oleh PLN saat ini tidak mencukupi kebutuhan konsumsi listrik masyarakat. Jadi bukan berati kamu punya uang, maka bisa beli listrik sesukanya.

Kenapa baru beberapa tahun belakangan saja terjadi defisit listrik?, Dulu-dulu ngga?

Sebenarnya kenyataan ini di satu sisi menggembirakan. Karena dengan meningkatnya kebutuhan listrik, berarti negara kita mengalami peningkatan pembangunan di berbagai aspek. Lihat saja . berapa banyak mall berdiri beberapa tahun belakangan ini. Dulu di Medan cuma ada dua mall, Thamrin Plaza dan Deli Plaza, sekarang, aduuuh udah banyak banget, SUn Plaza, Medan Fair Plaza, Medan Mall, Center Point, Palladium, gede-gede lagi, bayangin aja sehari bisa makai berapa watt listrik.

Tidak itu saja, perumahan yang menjamur, pabrik-pabrik baru, yang semuanya itu meningkatkan konsumsi listrik kita. Sementara itu, pembangkit listrik yang notabene sebagai penghasil listrik tidak bertambah secepat pertumbuhan kebutuhan listrik. Makanya terjadi defisit listrik. Itulah kenyataan yang ada saat ini.





Bangun saja Pembangkit Listrik

Sebagai orang awam, kita mikirnya simpel, kok ngga dibangun saja pembangkit listrik lagi. Yaa... itu pasti sudah dipikirkan PLN, masalahnya membangun pembangkit listrik itu tidak gampang booo. Dananya mahal.Untuk menambah pasokan listrik, PLN membutuhkan dana sebesar Rp 143 Trilyun per tahun. Padahal kemaMpuan PLN hanya sekitar Rp 5.7 Trilyun per tahun. Waaah, besar sekali gapnya ya.

Kok bisa sih PLN ngga punya uang, jadi kemana selama ini uang pembayaran listrik dari pelanggan?

Nah itu juga masalahnya. Soalnya PLN menjual listrik ke pelanggan di bawah harga produksinya, atau dengan kata lain jual rugi. Makanya jangan dibayangkan PLN itu punya pabrik uang dari pembayaran listrik.

Jadi, kalau ada masyarakat yang berfikir , agar menyerahkan pengelolaan listrik kepada swasta, mungkin perlu dikaji lagi, siap ngga kita dengan harga listrik yang harus kita bayar nantinya. Gampangnya, coba saja hitung biaya untuk menghidupkan listrik dengan menggunakan genset. Berapa yang harus kita keluarkan per satu malam saja, kalikan 30 hari. Nah lho.

Banyak lagi permasalahan lain, bukan hanya masalah dana saja.

Contohnya di Sumatera Utara. Selama bertahun-tahun, pemerintah daerah sampai ke tingkat pusat tidak mampu membebaskan lahan di Pangkalan Susu untuk transmisi dari pembangkit ke distribusi. Hal itu membuat listrik yang dihasilkan pembangkit Pangkalan Susu berkapasitas 200 MW tidak bisa disalurkan ke masyarakat. Penyebabnya karena masyarakat meminta ganti rugi yang tidak wajar. Nah lho nah lho.

Belum lagi proyek pembangkit litrik tenaga air (PLTA) sigura-gura Asahan 3 yang masih mandek terkendala izin pakai hutan. Trus di Jawa Tengah, pembangkit listrik tenaga uap ( PLTU) dengan kapasitas 2 x 1.000 MW juga mengalami kendala karena mendapat penolakan sebab adanya kekhawatiran masalah pencemaran lingkungan.

Banyak banget masalah baik internal maupun eksternal yang menghambat pertumbuhan produksi listrik Indonesia.

Daripada kita terus-terusan menghujat PLN, nah sekarang nih saatnya memberi ide dan masukan kepada PLN agar ke depan bisa melayani lebih baik lagi.

Sebagai penduduk Sumut yang kerap didera pemadaman bergilir, saya mau kasih ide ke PLN nih.

1. Penggunaan Listrik Bergilir Di saat beban Puncak

Setahu saya penggunaan listrik itu tidak merata sepanjang hari. Siang hari tentu lebih sedikit dibanding malam hari. hari libur pun tentu lebih sedikit dibanding hari kerja. Pemakain tertinggi itu ada pada saat beban puncak, yaitu antara jam 17.00 wib sampai dengan jam 23.00 WIB. Di saat ini pemakaian listrik di masyarakat memasuki tahap maksimal, rumah-rumah menyalakan lampu, lampu jalan pun dinyalakan, penggunaan alat listrik pun maksimal di jam ini. Tak hanya rumah tangga, mall pun turut menyumbang konsumsi listrik terbesar.

Saya sarankan , agar PLN mengeluarkan aturan, saat beban puncak, mall-mall tidak boleh menggunakan listrik dari PLN, mereka harus mengusahakan listriknya sendiri, dengan menggunakan genset atau pembangkit sendiri. Dengan demikian, kebutuhan listrik rumah tangga akan tercukupi, sehingga tidak akan ada lagi pemadaman di malam hari.

2.Memaksa Masyarakat Hemat Listri
k

Kondisi saat ini, antara suplly listrik dan  masyarakat mengalami kejomplangan. Hibauan penghematan listrik di masyarakat sepertinya kurang berdampak sistemik. Toh walaupun dilakukan penggunaan listrik bergilir seperti ide  pertama, pemadaman bergilir di siang hari tetap tidak terelakkan selama jumlah pasokan listrik tidak ditambah. Saatnya masyarakat dipaksa untuk menghemat listrik. 

Artinya. listrik yang ada saat ini, mau tidak mau harus dipaksa untuk tercukupi, kalau mau tidak ada pemadaman bergilir. Caranya dengan menjatah listrik per rumah tangga. Jadi setiap rumah dijatah, misalnya untuk rumah dengan daya 900 kwh, jatah listriknya sehari hanya 700 watt, untuk rumah dengan daya 1300 kwh, jatah listriknya sehari 1000 watt. Jadi saat pemakaian melebihi 700 watt, listrik akan otomatis mati. Cara ini berbeda dengan sistem listrik prabayar, dimana saat pulsanya habis, maka bisa diisi ulang. Dengan sistem pemaksaan ini, jika jatah listrik habis kita tidak bisa isi ulang, masyarakat mau ngga mau harus mengatur sendiri pemakaian listrik di rumahnya kalau tidak mau listrik padam. Tentu dengan memperhitungkan antara kebutuhan wajar dengan ketersediaan listrik setiap harinya. Setelah satu bulan, jatah listrik akan kembali penuh lagi, begitu seterusnya.

Di masa awal mungkin akan banyak komplain, tapi toh saat ini juga setiap hari selalu mati listrik. Kalau sudah terbiasa, masyarakat akan bisa mengatur penghematan listrik dengan sendirinya. Sama saja seperti saat ini, di Sumut, masyarakat sudah terbiasa untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang membutuhkan listrik secepatnya saat listrik lagi menyala. Ala bisa karena biasa.

3. Mobile PLN



Sebenarnya saat ini PLN sudah melakukan banyak perubahan signifikan. Salah satunya dengan program PLN bersih yang menjadi budaya kerja perusahaan. Dengan membuka call center 123 untuk melayani pemasangan baru, tambah daya maupun menampung keluhan dan pertanyaan pelanggan, PLN telah berusaha menjangkau masyarakat lebih dekat lagi.

Terkait dengan ide di nomor dua tadi, PLN bisa mulai memasuki pelayanan dengan memaanfaatkan teknologi informasi, baik melalui internet maupun melalui gadget.

Seperti di bank, yang memiliki mobile banking, PLN juga bisa menggunakan mobile PLN. PLN cukup membuat aplikasi seperti aplikasi mobile banking yang bisa didonlot secara langsung di App store, Google play, atau BB world. Aplikasi ini berisi Info tentang saldo listrik kita, status pelanggan, status permohonan (kalau ada). Jadi cukup masukkan no pelanggan, semua info bisa di dapat. 

4. SMS Blast

Masih terkait ide di atas. PLN juga bisa mengirimkan SMS blast ke semua pelanggan, terkait info -info PLN. Diharapkan dengan ide no 1 dan 2 tidak ada pemadaman bergilir lagi, jadi info di SMS blast bukan tentang pemadaman bergilir.

5. Mengundang Investor

Cara-cara di atas, dilakukan untuk masa PLN masih mengalami keterbatasan produksi listrik. Tentu kita tidak ingin kondisinya seperti itu terus menerus. Karena itu perlu dipikirkan juga untuk menerbitkan obligasi guna mengundang investor menanamkan dananya ke PLN. dengan demikian kendala dana yag menjadi penghambat dalam pembangunan infrastruktur listrik bisa teratasi. Tentu saja dengan dukungan pemerintah agar peraturan yang ada tidak menghambatnya.

6. Sosialisasi Tentang Kelistrikan

Salah satunya dengan mengadakan lomba blog seperti yang berlangsung saat ini. Dengan mengundang para blogger, untuk berpartisipasi mensosialisasikan program-program PLN seperti lomba blog PLN Sehat yang lalu akan membuat PLN lebih dikenal dari pewarta amatir yaitu para blogger yang biasanya menulis dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti oleh orang awam.

Itu enam ide saya utuk PLN. Nah sembari menunggu swasembada listrik terpenuhi, sekarang ini sebagai masnyarakat Indonesia dan pelanggan PLN, kita dukung program-program baik  PLN, seperti PLN bersih itu, Bisakan juga menghemat penggunaan listrik dan membayar listrik tepat waktu. Percayalah yang namanya perusahaan itu pasti mempunyai tujuan untuk membuat pelanggannya puas. 


Listrik Untuk Hidup Yang Lebih Baik, semoga segera terwujud.



Sumber :
http://listrikindonesia.com/kelistrikan_swasta_ditantang_pln__401.htm









Kamis, 16 Oktober 2014

20 Facts About Me

Nyambung postingan kemarin. trus kayaknya lagi musim nih nulis 20 facts about me, jadi pengen ikutan. 

Kan katanya tak kenal maka tak sayang. Biar bergaulnya lebih asik lagi, biar lebih sayang sama eike, eeaaaaa. Yuk saya bisikin...

1. Nama Asli

Nama asli pemberian ortu tuh Windi Widiastuty. Penulisannya kayak itu, tapi kenyataannya dari 10 orang yang pernah menulis nama saya, paling hanya 1 orang yang bisa nulis bener. Biasanya mereka nulis Windy Widiastuti, atau Windy Widiyastuti, atau Windi Widiyastuti, atau kombinasi dari itu. Padahal yang namanya nama kan punya arti ya?. Jadi biar ngga salah-salah lagi, ya udah saya lebih suka dikenal dengan Windi Teguh aja. Eksistensi diri? masih kok, kan ngga pake ngerubah nama :)

2. Koleris Sejati- Sanguin Sebagian

Yup, kepribadian saya koleris sejati. Blak-blakan, tidak sabaran, mudah marah, lebih suka bicara daripada mendengar, ambisius. Widiiiih ngga ada bagus-bagusnya kayaknya. Tapi saya suka menjadi pribadi koleris, karena koleris itu mandiri, supportive dan memiliki energy tinggi untuk maju. selain koleris, saya juga sanguin. Periang, dan ngga bisa nyimpan apa yang ada di hati. A dibilang A, B dibilang B. Aneh ngga sih, saya ini pemarah tapi suka becanda dan riang gembira, 

Berhadapan dengan saya ngga susah, apa yang di bibir itulah yang di hati, ngga perlu menebak-nebak. Sampai saat ini sih, saya ngga punya masalah yang berarti dengan kepribadian saya, soalnya saya tinggal di Medan yang notabene karakternya mirip-mirip seperti itu. Paling kemarin-kemarin saat saya masih tinggal di Jawa, aduuuh susah deh, kalau ngga begitu kenal saya pasti mikirnya  nih orang ngomong kok ngga pake tedeng aling-aling yah, hahaha gpp lah, dan menariknya beberapa teman yang dulu selalu salah paham sama saya, sekarang rajin banget sms-an, BBM-an curhat-curhat xixixix, mungkin karena tahu saya ngga akan bohong kali ya.

Ketemu dengan suami yang plegmatis-melankolis itu, rasanya seperti punya rem ganda, adeeeem deh. Allah itu memang maha adil, ngasih pasangan buat menjadi penyeimbang.

3. Kurang Peka

Bukan berarti berhati batu, mungkin karena koleris tadi ya, saya jadi ngga begitu perhatian sama detail,  dan ngga peka sama yang halus-halus. Keluarga dan teman yang udah ngerti saya, biasanya ngga pakai cara halus kalau mau minta seuatu atau mau minta bantuan gitu. " Win, minta kopinya dong, sekalian lu buatin ya". Atau ngga " Kak, gajian ya, traktir dong di Nelayan". Ngga pake acara sindir-sindir deh, main tembak langsung aja, soalnya saya suka males menebak-nebak apa maunya orang. Kalau saya mau saya bilang ya, kalau ngga ya bilang ngga aja, ngga pake pura-pura mau padahal hati ngedumel.

Sifat ini juga pernah bikin ibu saya menganggap saya TERLALU, huhuhu. Ceritanya, saat saya nikah. Bagi saya nikah itu adalah hal yang membahagiakan. Nah di prosesi nikahan itu kan ada petatah petitih dari orangtua. Biasanya pengantin akan menangis haru. Nah, saya yang hatinya ngga peka ini, malah tersenyum-senyum mendengar nasehat ibu, ngga ada terharu-terharunya. Lah saya memang ngga bisa berpura-pura sedih, wong hati saya memang lagi bahagia banget, xixixi, pengen disambit deh sama ibu saya. 

4. I Have Many Dream

Mungkin sebagian hidup saya dihabiskan untuk mengkhayal dan bermimpi. nah ini agak sedikit bertentangan dengan koleris-sanguin kayaknya ya. Saya suka sekali menghayal. Sisi positifnya kadang saat saya lagi sedih, lagi down, saya menghibur diri dengan menghayalkan yang indah-indah, biasanya mood saya langsung berubah baik lagi. maka, untuk kebiasaan jelek yang satu ini, saya ngga berusaha menghilangkannya, karena bermanfaat untuk diri saya.

Trus saya punya buanyak banget mimpi, tapi seiring waktu mimpi-mimpi itu saya tinggalkan satu persatu, bukan karena ngga bisa mencapainya, tapi semakin kesini kok saya merasa hidup saya udah komplit, punya suami baik, anak sehat dan cantik, kerjaan saya lumayan, keluarga saya bahagia, eh malah ngga pengen apa-apa lagi. Pengennya ya udah sehat-sehat aja. Intinya saya kok jadi cepat puas dengan yang ada saat ini. Bertolak belakang dengan koleris yang ambisius.

Mimpi pengen keliling dunia, pupus," yang penting diamana aja deh asal sama suami dan sama Tara". Mimpi pengen nulis buku, " Ah udahlah, yang mau saya tulis juga udah ditulis di blog, udah diceritain ke Tara. Tampaknya saya mengalamai degradasi mimpi. Tapi saya mau menikmatinya dulu, karena saya yakin seiring waktu pasti energy saya kembali seperti semula. Memang mungkin saatnya sekarang energy saya ditumpahkan untuk keluarga. Yeaaaah.

5. Saya suka Sirik
Iyaaaa, kalau lihat orang lain berhasil, saya bakal sirik setengah mati. Bukan cuma lu, guweh pun bisa kayak gitu. Saya seneng-seneng aja punya sifat kayak gitu, soalnya ngga merugikan orang lain kok. Karena saya sirik bukan untuk ngejatuhin orang, tapi untuk memacu diri, dendam positif lah istilah kerennya.

Nah yang lain-lain, yang kecil-kecil tuh
6. Suka banget dimsum, dan semua seafood
7. Paling ngga suka dicuekin
8. Suka warna hitam dan merah
9. Saya kuno
10. Lebih suka nonton serial daripada film lepas
11. Hobi banget nonton acara masak-memasak tapi paling males ke dapur
12. Ngga suka ke pasar
13. Pecandu Kopi
14. Mie lover
15. Suka banget sama keju dan jagung
16. Penyanyi favorit Bryan Adams ( duileh gw jadul bgt)
17. Bisa hidup tanpa tivi
18. Paling ngga pinter nawar harga
19. Susah banget punya temen dekat
20. Lebih suka belanja sendirian daripada bareng temen.