Sabtu, 29 Juni 2013

Antara Aku,SIM dan Polisi

Dari dulu hubungan saya dengan polisi lalu lintas begitu harmonis.Entah sudah berapa kali saya menerima surat cinta dari mereka,alias kena tilang.Yang paling sering sih karena melanggar rambu-rambu,seperti marka jalan,lampu merah, larangan belok, sampai ngga punya SIM. Iya, saya ngga punya SIM.

5 tahun yang lalu pernah punya,trus setelah mati ngga pernah diperpanjang lagi,apalagi saya juga sudah pindah alamat,plus ganti KTP,malah lebih malas lagi untuk mengurusnya.

Satu hal lagi yang membuat saya malas mengurus SIM adalah karena saya punya kartu pass bebas tilang. Wiiih apaan tuh?. Hmm jadi begini.Ada beberapa profesi di dunia ini yang kebal terhadap hukum lalu lintas.Pertama Presiden,kedua menteri,ketiga,semua saudara dan kenalan Kapolda.Coba aja kalau ditilang,sodorin tuh kartu nama Kapolda, pasti langsung disuruh jalan.

Dan profesi lain selain yang saya sebut diatas,ya profesi saya, banker.Ternyata bekerja di bank,selain dapat pengetahuan ilmu perbankan,pinter ngitungin harta orang, juga punya keuntungan untuk ngga kena tilang jika masih di wilayah tempat bank tersebut berada.

Ngga percaya?

Sudah tahu kan, kalau bank itu menyalurkan kredit ke nasabahnya.Salah satu jenis nasabahnya ya para polisi.Jadi bisa dibilang, pekerja di bank saya rata-rata kenal sama seluruh anggota polisi di daerah setempat.Malah, banyak banget para pak pol yang ngincer pekerja bank buat dibawa pulang xixixi, maksudnya dijadikan istri.

Priiit, “ Siang mba,ngga lihat ada rambu dilarang belok kiri ya disitu”
“ Haaah, emang ada pak, waduh maaf pak saya ngga lihat”
“EHm bisa lihat SIM nya mba”
(Langsung pura-pura salah ngambil, harusnya yang disodorkan SIM tapi diganti dengan nametag)
“ Oh mba nya kerja di bank *** toh, yang dimana mba?”
“ Iya Pak,yang jalan Sutomo”
“ Ooow,sama si anu ya mba.Lain kali lihat-lihat  mba rambunya, salam buat pak ***  ”
“ Sipp pak, makasi  “

Huehehehe, gitu tuh. Langsung capcuss aja,ngga jadi ditilang. Padahal saya ngga minta diistimewakan lo, merekanya aja yang ngga mau nilang saya,xixixi.

Tapi ternyata bukan hanya karena pekerjaan saya sering bebas tilang.Beberapa waktu lalu tanpa sengaja suami salah jalan.Yang harusnya ngga boleh langsung belok tapi kami nyelonong aja, oale belum pernah lewat situ sebelumnya.Sudah bisa diduga,sekonyong-konyong muncul pak polisi entah darimana (bener-bener ajaib, tiba-tiba muncul,padahal tadinya ngga ada ).

Setelah nanya ini itu sama suami,trus si bapak ngeliat ke arah saya.
“ Ibunya lagi hamil ya?”
“Iya Pak,udah mau lahiran nih “ jawab saya manis
“ Oh ya sudah kalau begitu,silahkan jalan pak,lain kali jangan langsung belok ke arah sini”

Hwaaa, baru tahu saya kalau wanita hamil itu kebal hukum.Sejak itu suami saya seneng banget bawa saya kemana-mana,buat tameng kalau ada polisi.

Hmm mungkin memang di jidat saya tertulis “Anti Tilang” kali yah,Soalnya kalau suami saya pergi sendirian,dia sering juga ditilang.

Anyway,gara-gara itu semua,sampai saat ini di dompet saya tidak pernah ada kartu dari kepolisian tersebut.Yang penting, saya pakai helm, hati-hati lihat rambu,kayaknya bakal aman-aman aja deh.

Namun karena sekarang perut saya udah ngga ndut lagi,sudah saatnya saya mulai mengurus yang namanya SIM ini, siapa tahu hoki dede di perut udah keluar bersama kelahirannya. Mau ngandelin Name tag perusahaan ? Malu ah,itu kan bukan contoh yang baik.

Betewe,cara ngurus SIM gimana yah?


(Pas 500 kata diluar judul :))
Tulisan ini diikutsertakan pada Kinzihana's GA







Rabu, 26 Juni 2013

Lagitmusik.com, Cara Asik Menikmati Musik

Semua ciptaan Yang Maha Kuasa di alam semesta begitu menakjubkan, begitu indah dan begitu istimewa. Namun dari kesemuanya, manusia adalah ciptaan yang paling mencengangkan. Dengan segala kerumitan dan kompleksitas di dalamnya.

Jika manusia adalah ciptaan terbaik Allah ( menurut saya ), maka musik adalah ciptaan terbaik manusia. Banyak hal luar biasa yang ditemukan manusia, mulai dari bahasa, seni, ilmu pengetahuan, sampai temuan tentang rekayasa genetic. It’s very amaze. Namun, tidak ada temuan yang begitu universal dan dapat diterima di seluruh pelosok bumi kecuali musik.


Kita tidak perlu menjadi ahli musik untuk bisa mengatakan sebuah lagu itu enak didengar. Kita juga tidak perlu harus masuk sekolah khusus musik untuk bisa sekedar berdendang dan menyiulkan irama-irama. Walau saya tak tahu apa arti lirik yang dinyanyikan Fathin Sidqia di X Factor, saya toh bisa mengatakan bahwa lagu yang dibawakan Fathin sangat memukau. Pun saya tidak terlalu ngeh saat Bryan Adams menyanyikan I’ll be right here for you, tapi saya bisa terhanyut sedemikian rupa saat mendengarnya. Atau saya akan begitu bersemangat saat Izzatul Islam mendedangkan “ Mujahid Muda” nya, dan bisa menangis tersedu-sedu saat mendengar lagu “Mother How are you today” .Ya itulah musik, kamu bisa merasakan apa yang ingin disampaikan tanpa harus tahu artinya. Bahasa universal

Musik adalah satu-satunya hal yang meskipun kita menyebutnya dengan berbagai jenis nama, namun tetap bisa dinikmati oleh siapapun. Mau jenis pop, jazz, country,rock, it’s just a music. Musik juga adalah suatu hal yang bisa memacu panca indra dan anggota tubuh bereaksi hanya dengan mendengarnya. Saat sebuah lagu didendangkan, mulut akan ikut bernyanyi, kepala akan bergoyang, kaki akan menghentak, badan akan mengikuti irama, dan pada akhirnya tangan akan bertepuk. Seperti itulah musik.

Satu hal yang penting adalah, musik dapat menghubungkan banyak orang dengan berbagai ras, suku, budaya dan agama. Musik juga bisa menggambarkan perasaan, membangkitkan kenangan, dan melukiskan suatu keadaan. Tak heran , lihat saja di infotainmet atau acara-acara televise. Saat di layar menggambarkan seseorang yang miskin, yang berjuang dengan hidup otomatis lagu yang paling tepat untuk menggambarkannya adalah “ You Rise Me up “.  Atau saat menggambarkan keadaan orang disabilitas, orang tak berdaya, maka akan mengalun lagu D’massive

“ Tak ada manusia yang terlahir sempurna
Seakan hidup ini tak ada artinya lagi….
Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah “ #nyanyi

Contoh lagi, saat di layar kaca muncul berita peperangan, lagu Michael Jackson “ Heal The World” begitu pas menggambarkannya. Dan semua orang pasti akan setuju dan terhanyut di dalam melodinya tanpa harus mengerti kata-katanya. Musik memang universal.

Bagi saya, musik memiliki banyak peran. Sebagai penggugah suasana, penyemangat hari dan seringnya sebagai penstimulus untuk melahirkan ide-ide kratif . Saya bukan pemain musik, saya juga bukan ahli musik, dan jujur saja saya tidak terlalu hobi mendengarkan musik dalam arti selalu up to date dengan perkembangan musik, atau selalu semangat menonton konser musik. Saya hanya penikmat musik. Tak peduli apapun jenis musiknya, siapa penyanyinya, atau bahasa apa liriknya, sepanjang musik itu easy listening di telinga saya, maka saya akan menyukainya dan mengkategorikannya sebagai musik yang asik.

Musik yang asik itu menurut saya musik yang enak di dengar, ngga bikin pusing,pas didengar pada kondisi tertentu dan tentu saja saat mendengarnya kita merasa tenang dan tidak merasa bersalah. Ya bisa dikatakan seperti soundrtack lah. Kalau kondisi lagi mellow ya asiknya denger musik yang meloow juga. Kalau di kantor, lagi kerja asiknya denger musik yang menambah semangat. Makanya saya memiliki lumayan banyak koleksi musik dengan berbagai genre dan jenis untuk mengakomodir suasana hati dan keadaan yang selalu berubah-ubah setiap hari. Biar gampang saya membuat list lagu khusus di hp saya. Ada musik kerja, musik bobo, musik mellow,musik ceria,jadi kapanpun saya butuh musik untuk mendongkrak mood, atau mengurangi kepenatan tinggal klik saja.

Biasanya saya minta carikan suami, lagu-lagu yang saya suka. Saya baru tahu ternyata ada website yang bisa kita kunjungi untuk mendownload semua lagu asik yang kita cari. Namanya Langitmusik.com.

Langitmusik.com adalah layanan terbaru dari Telkomsel untuk mendownload dan streaming lagu secara legal dan tanpa batas melalui website.

Maksudnya secara legal ?

Iya, selama ini kan kita suka download lagu melalui internet yang notabene sudah masuk ke ranahnya pembajakan, karena kita melakukannya secara ilegal. Nah kalau melalui langitmusik.com,untuk mendownloadnya kita dikenakan biaya berlangganan. Biaya berlangganannya juga asik, ngga mahal sama sekali. Yang pertama paket basic, free untuk 30 hari, tapi kita hanya bisa menikmati lagunya saja tanpa mendownload dan bisa mendengarkan lagu selama 1 menit saja. Yang kedua, paket premium Rp 11.000/30 hari.

DI langitmusic.com, tersedia lebih dari 800.000 lagu. Untuk menikmatinya cukup registrasi saja dan ikuti langkah2nya.

Selain bisa menikmati secara langsung melalui website, langitmusic.com juga bisa diakses di berbagai gadget seperti handphone, blacberry, maupun android.

Karena punyanya Blackberry,saya coba install melalui menu Blackberry world.


Tampilan di Blackberry

Setelah aplikasi terinstall di BB, ntar kalau mau download lagunya tinggal klik aplikasinya, login menggunakan password yang dikirim via SMS, pilih lagunya, download. Dan kita tinggal mendengarkan lagunya via BB. Praktis dan sangat mudah.

Selain lagu, di langitmusik.com juga menyediakan NSP.  Pokoknya komplit seperti one stop website untuk download segala jenis lagu.

Lagitmusik, cara asik menikmati musik. Selain lengkap dan mudah, dengan mendownload lagu di langitmusik.com kita berarti sudah turut membantu mengurangi pembajakan musik di Indonesia. Ini baru asik.

Itu caraku menikmati musik asik, bagaimana denganmu ?


Jumat, 21 Juni 2013

Hidup ini [Harus] Memilih

Iya, dalam hidup ini kita pasti dihadapkan pada pilihan-pilihan. Dari mulai membuka mata di pagi hari, kita dihadapakna pada pilihan mau bangun atau meneruskan mimpi, mau sarapan dulu atau langsung capcus ke kantor. Di perjalanan ke kantor pun kita lagi-lagi harus memilih, mau masuk tol atau lewat jalan biasa. Naik taksi atau naik angkot. Dan pada akhirnya keputusan yang kita ambil akan berdampak pada langkah kita selanjutnya.


Tiga tahun lalu, saya pernah dihadapkan pada pilihan yang menurut saya saat itu adalah pilihan yang sangat sulit bagi saya, karir dan keluarga. Saya diberi kesempatan untuk mengaktualisasikan diri menjadi apa yang saya impikan, namun dengan konsekuensi pisah dari keluarga. Saat itu, berliter-liter airmata mengikuti keputusan yang saya buat. Ya, saya memilih karir dengan berbagai pertimbangan yang sudah saya pikirkan masak-masak dan tentu saja dengan persetujuan suami. 

Hasilnya?

Awalnya saya sempat menyesali keputusan saya. Berpisah dan meninggalkan suami sendirian di belantara kebun sawit, membuat saya merasa menjadi istri yang sangat egois. Namun, seiring berjalannya waktu, dengan positive thinking terhadap rencana Allah, ternyata semua bisa berjalan tanpa hambatan. Hambatannya ya hanya biaya yang sangat mahal hanya untuk bertemu suami. 

Saya percaya dalam setiap kesulitan pasti ada kemudahan, dan dalam setiap jalan hidup kita, pasti ada misteri yang hanya Allah yang tahu yang kesemuanya itu kalau kita ikhlas menjalaninya maka akan berbuah manis bagi kita. Demikian pula yang terjadi pada saya, dengan bekerja di Jakarta, saya jadi berkesempatan bertemu dengan seorang dokter yang kemudian setelah berobat dari dia dan atas kehendak Allah, tidak lama kemudian kami memiliki anak. Dengan bekerja di kantor pusat pula, saya berkesempatan kenal dan bertemu dengan orang-orang yang mungkin di kemudian hari memberi saya kemudahan sehingga saya bisa kembali berkumpul bersama suami.

Pokoknya, semua yang saya jalani, yang awalnya terasa begitu berat ternyata baru sekarang saya tahu rahasia-rahasia di balik nya. Untuk itu saya tak menyesali lagi sedikitpun keputusan saya memilih karir dibanding keluarga tiga tahun silam.

Dan hal tersebut terulang kembali saat ini. Tiga minggu yang lalu, bertepatan saat saya sedang terbaring di RS menunggu pembukaan demi pembukaan kelahiran anak pertama saya, sebuah SMS masuk ke hape saya. Isinya memberitahukan bahwa tanggal 12 Juni 2013 saya diminta ke Kanwil untuk mengikuti wawancara lanjutan dalam rangka assesment untuk Job Opening Manajer. Beberapa bulan sebelumnya saya memang sudah mengikuti test hard competency tahap awal dan dinyatakan lulus. 

Haduh dilema melanda saya. Satu sisi saya memang menginginkan jabatan itu, tergiur dengan fasilitas yang akan saya dapat dan tentu saja peningkatan income dan peningkatan karir ke depan. Namun di sisi lain, saya baru saja beberapa saat berkumpul dengan suami, ditambah dengan kehadiran putri pertama saya yang begitu menambat hati Lalitavistara, rasanya saya tidak akan sanggup kalau harus merubah kondisi yang lagi saya nikmati saat ini.

Perusahaan tempat saya bekerja memang tersebar dari Sabang sampai Merauke, jadi tidak ada satu orang pun yang bisa menjamin akan dimana kita ditempatkan. Dan sudah menjadi kebiasaan, kalau naik jabatan akan diikuti dengan mutasi. Masalahnya, kemana mutasi tersebut yang hanya SDM dan Tuhan saja yang tahu. Tidak ada rumus pasti bagaimana SDM menempatkan pekerja, semua serba sim salablim abrakadabra. 

Maka dengan berat hati, saya pun melewatkan kesempatan itu. Padahal baru kali ini tes untuk job opening manajer diadakan di wilayah, biasanya pasti di kantor pusat. Sempat juga terbersit di hati saya, " Apa ini pertanda dari Allah, dengan memberi saya kesempatan bisa mengikuti tes walau sedang cuti melahirkan?" yang kemudian dijawab suami saya " Ini bukan pertanda kesempatan dek, tapi ini merupakan ujian bagi ade, seberapa serakah ade terhadap kemudahan yang diberi Allah". Hiaat deziing, menohok. Tapi benar juga sih, kayaknya kok ya saya ngoyo banget kalau baru brojol si Tara udah mau ngejar karir lagi, padahal baru dua bulanan ini saya dan suami benar-benar full bersama dalam satu rumah. Ntar kalo harus dipindah lagi, gimana?

Ketakutan-ketakutan yang belum terjadi tapi bisa jadi terjadi, akhirnya membawa saya pada keputusan bulat. Bismillah, saya pun mengirimkan surat pernyataan untuk tidak mengikuti tes. Saya percaya rezeki orang tidak akan pernah tertukar. Dan berbeda dengan tiga tahun silam, saat ini keluarga adalah hal yang terpenting untuk saya. Apalagi dengan kehadiran si kecil, rasanya TERLALU kalau saya membandingkannya dan mengkonversinya dengan keuntungan-keuntungan yang akan saya peroleh jika menduduki jabatan baru.

Ah, bagaimanapun, seorang anak , sebuah keluarga pada akhirnya akan menjadi tempat kita kembali. Dan itu akan selalu menjadi prioritas utama. Bukankah harta yang paling berharga itu adalah keluarga?. Ngga juga, harta yang paling berharga itu Iman. 

Dan finally, kalau harus memilih karir atau keluarga, jelas saya akan pilih keluarga. Kalau kamu?

Rabu, 19 Juni 2013

Being A Mother

Akhirnya bisa posting lagi di blog ini, hampir sebulanan ini rasanya waktu itu ngga cukup buat ngapa-ngapain, padahal ya ngga ngapa-ngapain juga ;)

Alhamdulillah, tiga minggu lalu tepatnya Selasa 28 Mei 2013 pukul 22.39 WIB telah lahir putri pertama kami dengan berat 3,3 kg , panjang 49 cm secara normal. Pengalaman yang ngga mungkin saya lupakan seumur hidup. Setelah lima tahun menanti kehadiran si dede, rasanya semua terbayar lunas ngga pakai ngutang. 



Untuknya kami beri nama Pramodawardani Lalitavistara, Kebahagiaan yang selalu tumbuh dan rezeki yang berlimpah, begitulah makna namanya. Sesuai harapan kami sebagai orangtua. Semoga putri kami ini selalu membawa kebahagiaan dimanapun ia berada, bukan kebahagiaan sementara tapi kebahagiaan yang selalu bertunas, mengakar dan tumbuh besar. Selain itu, karena selama kehamilannya rezeki seolah mengalir bagai ditumpahkan dari langit pada keluarga kecil kami, maka begitulah juga yang kami harapkan akan terjadi padanya.

Rasanya menjadi ibu?

Hmm, kalo kata orang Karo " La terkataken ", alias ngga bisa diungkapkan dengan kata-kata. Amazing yang pasti, Surprised juga, ngga nyangka seperti ini rasanya menjadi ibu, menjadi orangtua. Capek , iya juga, senang.. pastinya. Ngga bisa dibandingkan dengan rasa senang saat dapat hadiah dari lomba (emak kuter), karena yang ini hadiahnya langsung dari yang maha Kuasa.



Sampai detik ini, saat menjelang tidur, bersama suami dengan si Tara berada di tengah-tengah kami, tak henti-hentinya kami mengagumi makhluk Allah yang satu ini. Masih ngga percaya ada bayi mungil di tengah-tengah kami. Melihatnya tertidur, terkadang tersenyum dalam tidurnya, menghapus semua lelah yang ada. Ya, sejak kelahirannya, tak satu malam pun kami lewati dengan tidur nyenyak. Akhirnya pengalaman bergadang karena bayi merengek, menangis, minta susu pun kami alami juga. 

Capek luar biasa. Apalagi ditambah saya belum dapat pengasuh dan orang yang bantu-bantu di rumah, praktis semua dikerjakan sendiri. Bangun pagi, nyiapin keperluan suami ngantor, lanjut nenenin si kecil,sarapan biar ASI nya banyak, jemur si Tara sebentar di matahari. Untuk mandiin bayi, saya masih makai jasa perawatan bayi sekaligus perawatan ibu. Jadi tiap pagi ada yang mandiin Tara, trus saya dipijet, di oukup pakai rempah-rempah, minum jamu, dipasangin gurita dan stagen.

Selesai mandi, nyusuin lagi, gitu aja udah nyampe tengah hari. Makan siang, nyusuin lagi, bobok bentar, eh udah asar aja, mandiin bayi lagi, nyusuin lagi, udah maghrib aja. Trus persiapan tidooor dan begadang. Keliatan sepele tapi benar-benar menguras tenaga. Tepaaar.

Tapi yang pasti walaupun capek, ngga tidur, ngga bisa kemana-mana, ngga ada yang bisa menggantikan anugerah luar biasa yang diberi Allah kepada kami. Rasa syukur tak terkira kepada Allah SWT yang telah memberi kami kesempatan untuk menjadi orangtua. Merasakan amanah luar biasa ini. Dan juga terima kasih kepada seluruh sahabat yang telah memberi support , turut mendoakan kesehatan dan keselamatan saya dan Tara selama kehamilan.

Semoga Lalitavistara menjadi anak yang solehah, dibaguskan akhlaknya, dicerdaskan akalnya, dihaluskan budi pekertinya. Amin ya rabbal alamin


Baca juga ceritaku tentang kelahirannya di :
http://duniarahimbunda.blogspot.com/2013/06/menjelang-kelahiranmu.html
http://duniarahimbunda.blogspot.com/2013/06/aku-mau-melahirkan-lagi.html
http://duniarahimbunda.blogspot.com/2013/06/malam-pertama-bersamamu.html
http://duniarahimbunda.blogspot.com/2013/06/gagal-asi-eksklusif.html