Kamis, 02 Juli 2015

Stereotype Banker

Tadi main ke blognya mba ira tentang stereotype terhadap profesi seseorang. Salah satunya adalah banker. Dipikir-pikir, ternyata memang banyak banget sterotype seorang banker yang sudah melekat di benak orang-orang.


Banker = Jago Ngitung Uang

Jadi katanya stereotype seorang banker itu adalah jago ngitung. Hahahaha, bener banget tuh. Saya sering mengalaminya berkali-kali. Kalo ada acara-acara sering didaulat jadi bendahara lah, jadi tukang ngumpulin duit lah, lhaa malah menjurus jadi kasir. Sepertinya orang-orang membayangkan kalau kerjaan banker di kantor itu ngitungin duit mulu. Ada sih yang memang kerjaannya demikian, itulah Teller, emang kerjaannya ya ngitung duit. Tahu kan kalau teller di bank itung ngitung duit bisa cepet banget, bahkan pada jago-jago ngitung duit pakai 3 jari, sreeet sreeet. Makanya dianggap banker ngitung duit? Keciiil. Xixixi, padahal ngga semua teller juga lho jago ngitung duit manual gitu, apa pada ngga tau ya sekarang mah para teller ngitung duit pakai mesin hitung uang, tinggal letakin di mesin, mesinnya yang ngitung sendiri.



Karena saya ngga pernah jadi teller, kadang tengsin juga kalau didaulat ngitung duit cepet-cepet, yang ada ntar malah ketelingsut lagi. Aku tidak ahli ngitung duit cyiiin, ahlinya ngabisin duit.

Gambar dari sini


Banker = Ahli Ekonomi

Disamping dianggap jago ngitung, banker itu sering dianggap ahli ekonomi.

Dulu saat ikut suami tinggal di perkebunan ( di unitnya), tanpa pakai pertimbangan, saya langsung ditunjuk jadi seksi ekonomi, soalnya ada kata ekonomi, dan banker harusnya ahli ekonomi. Padahal tugas seksi ekonomi itu kebanyakan terkait dengan kegiatan menghasilkan uang kayak ngadain bazaar, jualan apa gitu. Lhaa coba apa hubungannya sama banker.


Banker = Ahli akuntansi dan Keuangan

Selain itu banker juga dianggap ahli akuntansi dan ahli keuangan.  . Ini juga ngga sepenuhnya benar. Memang di bank ada divisi yang khusus ngurusin soal keuangan, investment, global market gitu, namanya Divisi Treasury, tapi juga ngga bikin mereka semua jadi jago ekonomi dan ahli keuangan sih. Job desknya juga beda-beda yah. Ada juga divisi yang khusus ngurusin pembukuan ,akuntansi. Nah di satu divisi itu sendiri, tugas masing-masing orang beda-beda. Ada yang khusus ngurusin pajak, ada yang khusus ngurusin laporan publikasi, dan ada yang memang tugasnya ya membuat jurnal akuntansi yang biasa dimengerti orang. Jadi sangat spesifik, tidak bisa digeneralisir.


Banker = Financial Planner

Gara-gara dianggap sebagai ahli perencanaan keuangan, saya sering banget dimintain pendapat untuk perencanaan keuangan orang lain. Ditanyain asuransi apa yang bagus.  Bahkan pernah dikirimin inbox minta wawancara soal financial planner dan wealth management. Duh, itu bukan keahlian saya. 

Ditambah lagi, dianggap juga kalau keuangan saya pasti yang sehat walafiat, tertata rapi dan terencana dengan baik. Hahaha, kalau untuk ini sih saya masih mengusahakannya demikian. Bukan karena saya banker tapi karena yang namanya keluarga memang wajib punya perencanaan keuangan yang baik.

Mungkin belum banyak yang tahu kalau financial planner itu ada profesinya. Maka kalau mau merencanakan keuangan, tanyalah ke ahlinya langsung. Jadi ngga tepat kalau mengatakan banker itu pasti ahli keuangan. Walau demikian, ngga sepenuhnya salah juga, soalnya pas saya jadi account Officer dulu, selain tugasnya sebagai marketing dan menganalisa kredit, tak jarang saya juga harus ngasih semacam saran dan solusi untuk keuangan debitur. Tujuannya ya tentu saja, biar keuangan si debitur sehat, usahanya maju dan bisa bayar kredit tepat waktu.

E tapi walau anggapan-anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar, di bank saya kerja, kami memang dituntut untuk bisa segalanya. Makanya dulu pas pendidikan segala macam ilmu digelontorkan , mulai dari akuntansi, makro ekonomi, mikro ekonomi, logistic, hukum, perkreditan, investasi, operasional perbankan, sampai menata berkas kredit pun dipelajari. Tapi begitu kerja di lapangan, kalau kebetulan penempatan di kantor pusat, maka yang dikerjakan ya akan sangat spesifik. Bahkan di satu divisi pun, beda bagian saja kerjaannya sudah beda banget. Kayak misalnya nih, di bagian perkreditan kayak saya ini. Ada yang khusus berkutat dengan kebijakan dan aturan, ada yang nangani khusus asuransi, notaries, dan appraisal, ada yang nangani khusus portofolio kreditnya, dan ada yang khusus soal hukum perkreditan dan legalitasnya. Nah lho, jadi walau satu divisi, kalau nanya ngga dengan orang yang nangani ya ngga ngerti.

Tapi giliran penempatan udah ke cabang atau ke unit kerja, malah memang dituntut harus mengerti semua itu. Karena yang namanya nasabah, kadang mana mau tahu kita kerja di bagian apa. Tahunya pokoknya kita pegawai bank, dimana pegawai bank harus tahu kalau dia mau nanya soal tabungan, kredit, atm, reksadana, e banking, kartu kredit, bahkan sampai masalah penukaran uang. Xixixi beratnya laaah hidup banker.

Positifnya sih, kalau saya, jadi berusaha tahu juga kerjaan bagian lain. Untungnya di kantor kami, setiap briefing pagi, bergilir masing-masing bagian mempresentasikan pekerjaannya. Jadi walau bukan kerjaan dan bagian kita, minimal tahulah apa yang lagi menjadi issue, apa yang baru, apa yang sedang bermasalah. Minimal kalau ditanya orang ngga blank-blank banget. ( Baca : Dapat Gaji dari BRI tanpa Jadi Pegawai BRI )

Tapi, dari semua anggapan itu, juaranya adalaaah ……….


Banker = Suka ngintipin rekening Orang

Ini anggapan yang parah banget. Suatu saat saya berpapasan sama teman SMA yang udah bertahun-tahun ngga pernah bersua. Ketemunya juga ngga sengaja saat dia lagi ngambil ATM di kantor saya. Eh udah ngobrol bas bis bus bentar, pas saya mau pamit, dia tiba-tiba ngomong “ Win, ntar kamu jangan ngecek-ngecek isi tabunganku ya, soalnya itu Cuma rekening numpang lewat aja, tabunganku yang beneran ada lagi”, LOL

Ya ampuuun, speechless mendengarnya. Kayak yang ngga ada kerjaan aja sih akyu ngecek-ngecek rekening orang. Rekening suami sendiri aja ngga pernah kuintip, hahaha. Lagian yah, FYI, pekerja bank itu yang punya akses untuk melihat no rek nasabah itu cuma segelintir book. Yang punya akses untuk ngintipin kamu punya tabungan berapa, kreditmu ada berapa juga ngga sembarangan. Bahkan kalau kita ketauan membocorkan data atau rekening nasabah kita bisa dituntut lho, kena pasal kerahasiaan bank. Jadi jangan khawatir ya, tenang-tenang aja sono nyimpen uang di bank, ngambil kredit di bank, kecuali kamu nunggak, yang ngga berkepentingan ngga akan tahu kok berapa saldo di rekeningmu.

Banker = Gaji besar berlimpahan materi

Uhuuuuk didoain aja deh supaya benar #ngelus dada


Banker = Cantik, Ganteng, Rapi, Wangi


Masa siiih. Coba kita lihat 







Oiya ya cantik dan kasep- kasep hahaha.

Jujur aja deh, kalo kalian ke bank trus nemuin teller atau CS yang ngga bening, pasti kzl kan yaaaah, xixixi. Malah jangan-jagan ada yang ke bank cuma buat ngecengin teller sama cs-nya. Kalau anggapan ini sepertinya hampir benar , tapi yah balik maning ke selera orang. . .Tapi memang penampilan menjadi pertimbangan dalam penerimaan pekerja. Apalagi untuk frontliner ada standar tinggi badan tapi ya ngga kayak pemilihan miss universe juga. Pokoknya yang penting ngga parah-parah banget, asal memenuhi syarat dan lulus test , maka bisa diterima jadi pegawai bank. Nah setelah resmi jadi pekerjanya, baru deh dikasih aturan dalam berpenampilan. Ada aturan rambutnya harus gimana, baju warna apa saja yang boleh dipakai, model baju yang dilarang. FYI banker itu ngga boleh lho pakai rok di atas lutut. Jadi kalau ada pegawai bank yang pakaiannya seksi-seksi, dianya aja tuh yang ngga profesional.

Mengapa penampilan sangat penting untuk seorang banker?

Karena bisnis bank adalah bisnis kepercayaan. Dan nilai-nilai yang berkembang di masyarakat kita, orang lebih mudah mempercayai seseorang yang berpenampilan rapi, wangi, cantik. Jadi jangan salahkan dooong kalau harus memilih satu diantara dua pekerja yang sama pinter, sama nilai testnya , trus yang dipilih yang lebih cantik. siapa yang salah cobaaa siapaaaa #mulai lebay.


Trus, jadi yang benar, apa dong kerjaan banker ?

Yaaa, semuanya benar. Di Bank itu, ada berpuluh Divisi yang mengerjakan berbagai hal yang intinya mengerucut ke pelayanan kepada nasabah. Jadi kami punya divisi khusus kredit ( ini pun dibagi-bagi lagi), ada DIvisi khusus Dana, Divisi yang tugasnya ngurusin keuangan perusahaan dan pembukuannya, yang ngurusin aturan pelayanan, logistic, treasury, manajemen risiko, yang ngurusin khusus transaksi internasional, dan ada Divisi Hukum yang kerjaannya khusus ngurusin permasalahn hukum di bank.  Ini adanya di Kantor Pusat sana di Jakarta.

Trus, semua kebijakan yang digodok di sono, diturunkan ke kantor wilayah sebagai coordinator, trus di lempar maning ke Kantor Cabang dan Kantor Unit, yang mana mereka-mereka disinilah yang akan nasabah temui.

Dan satuan terkecil yang ada di bank yang sering kalian temui itu terdiri dari Customer Service yang tugasnya sebagai pintu awal pelayanan, tempat nanya-nanya informasi, tempat buka tabungan, tempat nasabah berkeluh kesah, complain , etc etc.

Trus ada juga yang namanya teller, yang nasabah temui untuk nyetor duit, ngambil duit, nukar duit, transfer, bayar tagihan. Belakangan fungsi teller ini sudah tergantikan dengan teknologi, kayak ATM yang bisa menggantikan fungsi teller untuk ngambil uang, bayar tagihan, transfer, semualah yang biasa dilakukan teller bisa dilakukan ATM. Trus ada juga CDM ( Cash Deposit Machine) yang fungsinya menggantikan fungsi teller dalam hal penyetoran uang. Jadi sekarang ini ngga harus ke teller kalau mau nyetor atau nabung. Cukup di CDM saja sudah bisa. Makanya jangan kaget, kalau ke depannya, profesi teller ini mungkin akan menghilang.

Lalu, ada yang namanya account officer, yang nasabah hubungi kalau mau mengajukan kredit, kalau di unit namanya mantri. Ada juga yang namanya Funding Officer yang tugasnya nyari dana ke nasabah. Nah secara overall itulah kerjaan banker.

Selain itu ya pekerja support, kayak IT, logistic, petugas SDM, satpam dan tentu saja Pemimpin unit kerja .

Nah, jadi jangan langsung menganggap teman kamu yang banker ngga cakap cuma karena dia ngga ngerti saat kamu tanyain reksadana. Atau langsung memandang sepele saat dia ngga bisa ngitung duit cepat ala teller. Bukannya membela diri, tapi yah kadang memang ada kok yang ngga tau, samalah ya kayak orang kerja di tempat lain juga.

Tapi kalo yang baca tulisan ini adalah banker. Ayo dong belajar sono, biar ngga Cuma ngerti kerjaan sendiri, xixxixi #langsung ditoyor.









Selasa, 30 Juni 2015

Mobil Impianku


Waktu kecil dulu, saya dan adik-adik saya punya hobi unik. Kami suka sekali main cap cip cup di majalah. Maksudnya, kami suka membaca majalah yang banyak gambarnya, trus setiap halaman dibalik, kami bakal cepet-cepetan bilang ccup cup (ngucapnya coop coop )terhadap gambar yang kami suka. Misalnya, saat lihat majalah perkawianan, nanti kami cepet-cepetan milih foto pengantin dan bajunya yang kami suka. Melihat majalah yang ada gambar mobilnya juga demikian, pokoknya semua dijadikan rebutan. Kadang-kadang sampai bertengkar lho.


“ Ngga bisaaaa, itu kan tadi aku duluan yang pilih, kamu pilih yang lain aja”.

“ Nggaa aku duluan yang lihat”

Hahaha kalau diinget sekarang rasanya konyol sekali. Malah kadang majalahnya sampai kami robek, sangkin ngga ada yang mau ngalah sama pilihannya.

Kebiasaan itu terus terbawa sampai dewasa. Kalau lagi di jalan bareng adik saya, kami pun masih suka main cap cip cup. Kali ini tentu saja yang jadi rebutan adalah model dan merk mobil. Jadi dari dalam angkot, kami bakal heboh sendiri kalau lihat mobil bagus lewat.

“ Cup, itu mobilku nanti ya kak”.

Saya pun ngga mau kalah

 “ Itu punyaku”

Bertahun kemudian, setelah menikah, akhirnya kami harus menjalani hidup masing-masing juga. Saya pindah ke Jakarta, adik saya Dewi tetap di Medan, dan si bungsu Puji pindah ke Bandung. Saat itu saya tinggal terpisah dengan suami, saya di Jakarta suami di Medan. Sedih deh, yang biasa kemana-mana diantar suami, sekarang kemana-mana harus sendiri. Kalau lagi sendirian di jalan kadang suka mewek, rindu sama keluarga.

Kalau lagi rindu gitu, tiba-tiba suka teringat sama kelakuan jaman kecil dengan adik-adik saya itu. Kadang kalau lagi di jalanan ibukota, diam-diam dalam hati saya pun main cap cip cup sendiri. Gimana ngga, di Jakarta, mobil-mobil yang berseliweran gila-gila kerennya. Dalam hati sibuk membatin “ Aku mau yang ini, eh ngga lah yang itu aja, tapi yang itu kayaknya lebih oke deh “. Sepanjang jalan bukannya tidur, malah asik melototin mobil-mobil yang lewat. Lumayan terhibur, sejenak lupa kalau saya sendirian disana.

Suatu ketika, saat saya lagi memperhatikan jalan, di perempatan lampu merah Slipi, bis yang saya tumpangi berhenti berdampingan dengan sebuah mobil yang kece abis deh. Warnanya silver metalik dengan less hitam melingkari ban dan body bawah mobil, serta atap mobil. Jenis city car yang sporty tapi tetap feminim. Duh, pertama melihatnya saya langsung jatuh cinta. Saat lampu merah berubah hijau, si mobil pun berlalu melewati bis kami, cepat-cepat saya melihat merk mobil tersebut “ Livina X Gear”.



Ah aku mau mobil itu jadi mobilku. Sampai sekarang saya masih ingat perasaan saya saat itu, senang banget, seolah nemu barang yang lama dicari. Norak yeee, iyalah.

Kalau ngga salah ingat itu sekitar tahun 2010. Habis lihat itu mobil, saya cepat-cepat searching di internet, ingin tahu harga mobilnya. Waktu saya lihat ulalaaaa, ternyata harganya lumayan mahal ya book, ih sedih deh. Trus saya cari lagi dong harga second-nya, Hmmm masih lumayan juga dibanding gaji saya saat itu. Tapi, berhubung saya memang punya hobi berkhayal tingkat akut, yo wis lah, si mobil impian akhirnya saya letakkan dalam dunia khayal dulu, xixixi. Walau demikian, dalam hati sih saya punya keyakinan, ntar pasti saya bisa memiliki Livina X Gear itu. Sejak itu saya jadi rajin nabung demi mobil impian. Kalau dapat bonus juga disimpan ngga dihabisin semua.

Dua tahun kemudian, saya pindah tugas balik ke kota kelahiran saya di Medan. Artinya saya bisa kumpul kembali dengan suami tercinta., yess, akhirnyaaa. Bersamaan dengan kepindahan saya, ternyata kami dikasih rezeki yang lebih makjleb lagi, yaitu rezeki kehamilan saya. Wow, seperti dapat grand prize gitu deh.

Setiap hari saya diantar suami ke kantor. Kantor kami searah, namun lebih duluan dapat kantor suami baru kantor saya. Maka suami harus antar saya dulu ke kantor, kemudian putar balik menuju kantornya. Mulailah timbul masalah, soalnya jam kantor kami ngga match. Saya masuk jam 8 pagi, suami masuk jam setengah 8 pagi. Jadi supaya dia ngga terlambat, saya harus diantar pagi banget. Jadinya saya kepagian nyampe kantor, suami selalu hamper telat ngantor. Jam pulang juga jadi masalah. Suami pulangnya kadang sampai malam, saya jamuran nunggu di kantor. Saat itu saya lagi hamil tua, padahal pengennya cepat-cepat rebahan di rumah. Makanya saya seringan pulang naik taksi daripada nungguin suami, tapi tekor cyiiin bayar taksi tiap hari.

Diantar jemput suami itu sebenarnya menyenangkan banget


Wah saya jadi mikir kalau seperti itu terus, gimana nanti pas saya sudah melahirkan?.  Pasti pengennya cepet-cepet pulang biar segera bisa nyusui. Setelah diskusi dengan suami, akhirnya kami memutuskan membeli kendaraan untuk saya. Awalnya pengen beli motor saja, tapi suami ngga  ngizinin, soalnya jarak rumah-kantor saya lumayan jauh, bahaya katanya. Yah saya sih ngikut aja. Setelah dipikir-pikir kami putuskan buat beli mobil. Pengennya sih mobil baru, tapi karena budget mefet kami pilih mobil bekas . Belinya patungan lah, tabungan saya digabung sama tabungan suami.

Saya sih menyerahkan pilihan ke suami, percaya saja dia tahu mobil yang terbaik untuk saya. Saya sama sekali tidak ikut campur dalam pemilihan mobil, dah ngga kuat nek, hamil gede jalan aja susah boro-boro wara-wiri buat hunting mobil. Doanya cuma supaya bisa dapat mobil murah tapi ngga murahan.

And you know what?. Saat si mobil dibawa suami ke rumah, diparkir di garasi rumah kami, saya langsung teriak histeris. Iyeeees, mobil yang dibeli suami itu adalah mobil impian saya dua tahun yang lalu. Livina X Gear warna silver metalik. Sumpah, saat itu saya girang banget, ngga nyangka ternyata suami tahu mobil impian saya. Iya, saya pernah bilang kepadanya tentang mobil impian itu, tapi udah lama banget, udah dua tahun yang lalu, rupanya diam-diam suami mengingatnya.

Mobil Impianku

Huwooo jangan ditanya bagaimana perasaan saya saat itu. Membuncah bahagia, dan tentu saja saya norak sekali. Kalau udah malam, saya sering pura-pura meriksa gorden jendela, padahal tujuannya buat ngintipin si mobil di garasi, xixixi.

Saat itu saya belum bisa nyetir, jadi mobilnya masih saya lihat dan elus-elus doang. Makanya begitu brojol, pas cuti habis melahirkan saya langsung tancap gas ambil kursus mengemudi. Mungkin karena semangat dan euphoria baru punya mobil impian, saya  cepat sekali belajar nyetirnya. Tujuh kali pertemuan dari 15 pertemuan yang dijadwalkan, saya sudah bisa langsung mengemudi. Begitu masuk kantor lagi, saya sudah mengendarai si mobil impian ke kantor. Kerennya dirikuuuuuh, hahaha.

Kesempatan Narsis :)


Bawa si Mungil kemana-mana pun asik-asik aja


Ada beberapa pertimbangan kenapa saya memilih Livina X Gear sebagai mobil impian saya:

  1. Modelnya Eye Catching
Modelnya itu lhoo menurut saya keren banget, sporty tapi tetap feminim. Jadi kalau dipakai saya ttap cocok, dipakai suami pun masih kelihatan macho.

  1. Bagasinya Besar
Walaupun bentuknya yang semi sedan, tapi bagasinya luaaaaas. Bisa muat banyak, termasuk perlengkapan Tara. Tahu sendiri perintilan anak bayi kan banyak banget, bawa stroller, baju, bahkan bak mandi Tara, ban renang, semua bisa masuk di bagasi. Rutinitas kami yang sebulan sekali mengunjungi omanya Tara pun jadi ngga terganggu, mau bawa barang segambreng ngga masalah.

Udah yang kayak mau pindah rumah

  1. Irit
Pengalaman selama ini, jarak rumah-kantor itu sekitar setengah jam perjalanan, kira-kira 10-15 km lah ( ngga pernah ngukur sih). Jadi saya biasa isi bensin Rp 100 ribu, itu bisa bertahan seminggu. Berarti sebulan alokasi bensin hanya Rp 400 ribu saja, hemat kan.

  1. Nyaman
Kenyamanan yang utama dong. Karena bentuknya semi sedan gitu jadi dudukannya nyaman banget, kaki bisa nyantai, ngga terlalu tinggi. Ini penting untuk saya, soalnya kaki saya kantidak terlalu panjang  jadi pilih mobil yang jarak antara kursi ke klosing, gas dsb itu ngga terlalu jauh biar saya duduknya nyaman ngga tegak terus sepanjang jalan. Dan yang pasti muat untuk keluarga kecil kami.

  1. Gesit
Karena ukurannya tidak terlalu besar, mobil ini jadi cocok banget untuk mobilitas saya sehari-hari. Ke kantor, ke pasar, ngemall, belanja.

  1. Harga Terjangkau
Ini nih yang penting banget. Kami ngga mau beli mobil tapi harus ngos-ngosan bayarnya. Makanya kami beli yang sesuai budget aja. Dengan tabungan saya ditambah tabungan suami, uang kami cukupnya untuk beli mobil second. Ya ngga masyalaaaah, asal kondisinya masih oke. Pinter-pinternya kita lah nyarinya.

Nah, cari-cari mobil bekas itu di jaman sekarang ngga susah kok. Ngga harus door to door datangi penjual mobil. Ngga harus ngunjungi show room juga, apalagi seperti kami yang dua-duanya kerja, hanya sabtu Minggu waktu buat hunting mobil. Kalau mengandalkan nyari manual, aih bisa setahun kali baru dapat. Makanya pakai cara yang praktis dan kekinian saja.

Salah satunya dengan mencari mobil di Rajamobil.com. Sebuah situs jual beli mobil yang user friendly. 



Tampilan via mobile
Menu 


Mau cari mobil baru atau bekas, kita tinggal buka websitenya, pilih menunya. Atau kalau mau cepat langsung klik menu cari mobil.

Untuk mempersempit pencarian, langsung pilih lokasi, merk mobil dan jenis mobil yang diinginkan. Nanti akan langsung muncul foto mobil, beserta spesifikasi mobil,kondisi mobil,  harga dan identitas penjual. Ya sud tinggal hubungi no kontak yang ada. Janjian, lihat, deal, bayaran deh. Semudah itu.








Kalau kita belum tahu apa yang mau dicari juga bisa lho lihat-lihat dulu, ntar terpampang deh segala jenis mobil yang dijual. Tinggal cap cip cup kembang kuncup kayak jaman saya kecil dulu hahaha.

Sebenarnya situs jual beli mobil sih banyak banget di internet. Trus apa dong yang membedakan Rajamobil.com dengan situs jual beli yang lain ?

Kalau menurut saya sih ya, yang pasti tampilan rajamobil.com itu lebih rapi, ringkes dan mudah diakses. Pakai hape aja cepat sekali terbukanya, cocok buat kita yang mobile. Disamping itu ada beberapa kelebihan lain.

Pertama, koleksi mobilnya lengkap banget, dengan berbagai merk dan variasi harga, jadi lebih banyak pilihan.

Kedua, selain melayani jual beli di situs ini kita juga bisa lihat ulasan tentang mobil-mobil yang ada. Apa saja kekurangan dan kelebihan, sehingga kita bisa sesuaikan dengan kebutuhan kita.

Ketiga, ada riview test drive yag dilakukan rajamobil.com terhadap berbagai merk mobil. Dari situ kita bisa mengetahui pendapat mereka tentang mobil yang ditest. Jadi sebelum membeli bisa pikir-pikir dulu.

Keempat, banyak tips-tips keren seputar perawatan mobil, sampai dengan tips dan saran bagaimana cara memilih mobil bekas yang bagus. Nah penting ini kita ketahui.

Kelima, ada forum yang memungkinkan para pelanggan rajamobil.com untuk saling sharing tentang mobil yang ada saat ini.

Banyak banget kan kelebihannya, jadi bukan hanya sekedar situs jual beli biasa. Kita juga teredukasi dengan info-info yang diberikan.

Nah dari pengalaman saya mebeli mobil bekas, saya ingin share nih tips mencari mobil second yang oye :

  1. Cari tahu dulu harga pasaran mobil yang ingin kita beli, biar tahu harga wajarnya berapa.
  2. Selalu lakukan test drive sebelum memutuskan untuk deal kepada penjual. Ini untuk mengetahui sekilas performa mobil yag akan kita pilih.
  3. Saat pengecekan kondisi mobil, bawa teman yang mengerti mesin kendaraan. kalau suami dulu bawa orang bengkel untuk membantu pengecekan. Jadi dicek tuh onderdilnya , mesin-mesinnya, semuanyalah. Ada bekas tabrakan ngga.
  4. Jangan tertipu iklan yag menyesatkan, seperti :" Mobil bekas dokter", atau " Mobil bekas dipakai perempuan". Ini gga ada hubungannya sama sekali. Kesan yang mau dimunculkan bahwa mobil bekas dipakai dokter atau dipakai perempuan cenderung lebih bagus kondisinya. Hahaha siapa bilang ituuuuh. Justru perempuan banyak yang ngga pedulian sama mobilnya, tahunya make doang. Dan dokter itu bukan berarti jadi telaten merawat mobil, malah beliau sibuk banget. jadi ngga ada korelasinya ya.
  5. Jangan tertipu juga dengan argometer yang ada. Kelihatan jarak tempuhnya masih pendek, padahal belum tentu juga, itu kan bisa diakal-akalin.
  6. Terakhir jangan langsung pilih saat pandangan pertama. Survey dulu ke beberapa penjual sebagai pembanding.
Pokoknya, nyari mobil ngga ada susahnya deh sekarang. Makanya jangan pernah ragu bermimpi untuk memiliki mobil impian.  Kayak saya nih, impian saya terwujud juga meski ehhhm harus nunggu selama 2 tahun, nabungnya lumayan lama ya boook.

Bermimpilah , maka semesta akan memeluk mimpi-mimpimu
Berusahalah, maka mimpimu akan berwujud nyata




Tulisan ini diikutkan lomba blog Mobil Impianku bersama Rajamobil.com


Senin, 29 Juni 2015

Tips Menghentikan Tangis Anak

Yah namanya anak kecil pasti senjata utamanya saat keinginanya tidak diturutin adalah menangis. Minta permen, ngga dikasih nangis. Mau pencet-pencet dispenser, dilarang nangis. Gituuu terus.

Belakangan ini Tara suka sekali marah-marah. Apalagi kalau keinginannya tidak dipenuhi, bisa ngambek dia. Iya anak saya itu ngambekan banget orangnya. Persis emaknya.

Padahal kemauannya dia kadang agak-agak bahaya. Maunya manjat-manjat tangga tangki penampungan air, aiih. Kadang juga maunya dudukin si kucing di rumah. Kan saya takut ntar kucingnya balik nyakar. Paling sering main lompat-lompatan di kasur. Tempat tidur saya yang model pakai kepala gitu dan ada sentanya. Jadi Tara bakal naik ke senta, trus dari situ lompat ke kasur, dua.. tigaa….. katanya, hap. Gitu terus bolak-balik. Tak jarang saat lompat-lompat gitu sanking semangatnya malah jatuh ke lantai, duh.

Kali lain, Tara bakal main puter-puter sendiri. Jadi dia putar-putarin badannya berulang-ulang. Kan pusing banget ituu, akhirnya malah jatuh ke lantai, nangis lagi. Hadeeeh.

Tapi saya sih ngga pernah pusing menghadapi tangisan-tangisan Tara, soalnya dia kalau nangis gampang banget dihentikan tangisnya. Ini setelah melalui pengamatan selama 2 tahun yah.

Nah, saya punya tips nih, gimana supaya anak kita kalau nangis itu ngga lama-lama:

  1. Jangan suruh diam
Yah lagi mau nangis kok malah disuruh diam, ya malah makin nangis.

  1. Jangan Marah
Iya, kalau pas anak nangis jangan malah dimarahin, walaupun memang salah anaknya. Misalnya dia nangis karena jatuh saat manjat-manjat kursi. Makin dimarahin, makin kenceng nanti nangisnya. Tapi kadang kalau lagi esmosi memang bisa aja sih keluar marah-marahnya. Dikurangin yah maaam, dikurangin #ngomong sama diri sendiri.

  1. Jangan Salahkan Benda
Ah kalau ini sudah sering dengar ya. Jangan salahkan bendanya. Misalnya kita malah memukul lantai, bilang lantainya yang salah. Atau mukul dinding, bilang dindingnya yang nakal. Ngga membantu sama sekali. Malah bikin anak suka cari kambing hitam

  1. Lakukan Ini
Saat anak nangis, alih-alih nyuruh diem atau marah-marah, sebaiknya segera alihkan perhatiannya. Kalau saya nih ya misalnya Tara nangis abis jatuh atau karena keinginannya ga saya kasih.

Tara: “ Hwaaa, hwaaaa”

Bunda : “ Kenapa sayang, sedih ya. Eh lihat itu, cicaknya mondar mandir aja dari tadi” , sambil nunjuk dinding

Tara : “Hwaa.. hwaaa”, tapi mata melirik  ke atas.

Bunda : “ Tuh cicaknya lagi cari makan”

Tara : “ Mamam nda, cicak” tangisnya dah mulai reda

Bunda; “ Iya, cari mamam dia, gimana Tara lagunya, cicak..cicak di dinding”, Bunda nyanyi

Dan Tara pun ikut nyanyi bersama bunda. Lupa tadi dia minta makan permen yang entah udah keberapa bungkusnya. Horeeee.

Tapi ini berlaku untuk anak saya sih. Sama anak lain ngga tahu juga bisa manjur atau ngga. Selamat mencoba mom. (Padahal semua orang juga udah melakukannya #pesimis).


Minggu, 28 Juni 2015

Gagal Rame-Rame

Diih si Tara udah 2 tahun lewat aja, emaknya kelupaan terus nulis tentang ultah si anak kicik. Mumpung lagi luang di kantor bolehlah kita nulis dulu #Nyengir

Jadi kan kemarin itu tepatnya tanggal 28 Mei 2015 anak saya menginjak usia 2 tahun, horeeee. Seneng banget deh perasaaan emaknya ini. Tara udah gede, udah ngga bayi bayi lagi. Sebulan sebelum ultah Tara udah rempong ngerencanain mau ngerayain ultahnya . Soalnya waktu ultah pertama dulu, udah dirayain sama keluarga besar, jadi rencananya usia dua tahun mau dirayain sama temen-temen plus anak yatim gitu. Tapi rencana tinggal rencana, mendekati hari H, eh papanya malah dinas ke Jakarta. Trus di kantor lagi rempong banget, trus ditambah saya sakit, sempat ngga ngantor beberapa hari, yo wis dah akhirnya ultah anak wedokku cuma dirayain di rumah aja, sama bundanya, papa dan si wawak. Minggu depannya akhirnya ngerayain bareng oma sama tante dan omnya di rumah makan deket rumah aja. Masih senat-senut badan soalnya.

Kenapa kok kekeh banget mau ngerayain?

Ngga ada apa-apa sih, Cuma si Tara itu suka banget tiup-tiup lilin, jadi mau ngerayain ultah itu Cuma kamuflase aja supaya dia bisa pakai baju ala princess yang kembang-kembang itu plus tiup lilin. Akhirnya yaa gitu deh, walau Cuma di rumah, tiap malam Tara minta dipakein baju kembang-kembang sambil tiup lilin. Ini berlangsung selama berhari-hari. Bajunya cuci kering J.

Dasar emak males yah, padahal dulu dah bertekad untuk mengabadikan semua milestone Tara. Tapi malah ngga jadi-jadi ditulis. Ya sud lah, mare kita rangkum selama dua tahun .

Tumbuh Gigi

Pertama kali Tara tumbuh gigi itu pas Tara lagi saya titipkan ke rumah ortunya kakak ipar. Masih 5 bulan booo, Tara udah nongol aja giginya. Akibatnya ya begitulah, kegiatan menyusui jadi horror. Seneng sih Tara tumbuh gigi cepet banget, tapi kalau boleh milih, mendingan numbuhnya ntar aja deh udah mau setahun. Masih linu linu kalo inget. Tapi untungnya (masih untung), Tara ngga termasuk anak yang suka mainin putting pake gigi gitu, jadi ngga separah cerita-cerita orang lah. Palingan meringis-meringis aja kalau lagi nyusuin.

Bisa Duduk

Tahu Tara bisa duduk, pas lagi goler-goleran sama papanya. Tiba-tiba ni anak nggusel-gusel ke badan saya, daaaan hap sambil sempoyongan gitu dia duduk, Horeeeee. Itu pertama kalinya dia duduk, dan saya sama papanya lho yang lihat bukan mbanya. Xixixi, berasa bangga gitu, ngga sempat kehilangan momen itu. (Padahal ngga tau juga sih, jangan-jangan sama mba nya juga udah duduk LOL).

Ada videonya sih ini, tapi sayanya ngga pake jilbab, jadi ngga bisa lah ya dipublikasikan. Ntar Tara kalo mau lihat , videonya bunda simpen nih. Hmm usia Tara saat itu, sekitar 8 bulan. Dan Tara ngga pake acara merangkak dulu, Tiba-tiba duduk, trus ngelesot-ngelesot kayak uler.

Berdiri

Udah bisa duduk, udah ngelesot, usia setahun Tara mulai belajar berdiri. Pegangan di tembok, di tepi tempat tidur, sambil jatuh bangun. Awalnya khawatir banget kok usia setahun Tara belum bisa jalan, palingan dititah titah gitu, kalau dilepas Cuma bertahan 3 detik, udah gitu jatoh maning. Alhamdulillah pas usia 13 bulan Tara bisa jalan juga, yippiiiie.

Di usia ini Tara juga udah bisa makan sendiri,pakai sendok. Kesukaannya jagung. Apapun makanannya yang penting ada jagungnya. Makanya buburnya Tara pasti pake jagung, supnya juga sup jagung. Masih ditambah hobinya makan jagung rebus lagi. Jaguuuung dimana mana.

Setelah itu, Tara mulai bisa ngoceh-ngoceh. Kata pertama yang bisa diucapkan Tara adalah PAPA. Itu Tara masih bayi, belum ada setahunan, sukaaa banget bilang papa….papa….. bilang bunda malah ngga bisa. Malah lebih fasih lagi nyebut kakak. Agak sedih juga sih, tapi langsung menghibur diri soale bilang bunda kan memang susah ya.

Usia 2 Tahun

Nah sekarang udah dua tahun. Tara udah pinter banget. Udah fasih nyebut Bunda dengan pelafalan sangat jelas, bukan unda, bukan nda, bukan bun, tapi BUUUUUNDA (bullet suaranya), hepi banget dengernya. Kosakatanya juga sudah banyak banget.

Udah bisa bilang papa, oma, wawak,mamam,Masha,bayon (balon),ulang tayun,tiup lilin, es krim,meong, guk guk,kulkas,ubat,madu,mandi,pergi,kerja,jambu,agung (jagung),amuk (nyamuk), cicak,jajuh (jatuh)akit (sakit),agi (lagi). Waaah buanyak deh. Dan dia juga udah ngerti omongan kami. Paling asik tuh sekarang udah bisa nyuruh-nyuruh Tara. Minta ambilin hape lah, ambilin remote tivi lah, ambilin bantal, ambilin minum, sampai minta tolong buangin sampah.

Jadi saya sambil tiduran di kamar, “ Tara ambilin hape bunda dong di kursi”
“ Haaah”
“Hape nak”
“Haaah”
“Hape sayang”
“Ape”
“ Iya, Ape”

Dan si anak kecil timak timik ke luar, bawa remote ke kamar.

“Bukan remote, tapi hape”
“Haaaah, ape”

Balik lagi, bawa dompet, gitu teroooos sampe akhirnya hape pun pindah ke tangan bunda.
Ga apalah ya, yang penting hapenya nyampe.

Trus yang paling bikin bahagia itu, kalau lagi tiduran, Tara suka megangin wajah saya, trus dciumnya bibir saya, trus cium pipi, gitu berulang-ulang. Duuh sampai terharu saya dibuatnya. Merasa istimewa sekali. Kalau tidur juga maunya dipeluk, jadi doi rebahan gitu di lengan saya, sambil melingkarkan tangannya ke leher. Aduh Tara kamu so sweet banget sih naaak.

Pokoknya di usai dua tahun ini, Tara tumbuh sehat, cantik dan pinter, ceria. Walau Tara ngga segendut dan semontok anak lain, tapi pipinya itu lhoooo tembem banget, membal kalo ditium-tium, jadi nutupin badannya yang langsing itu.

Hobi Tara

Walau masih piyik piyik gitu, Tara udah punya hobi lho. Hobinya tiup lilin, nonton Masha, main game Aeroplane, nyapu sama minum ubat. Tiap hari Tara minta minum ubat. Saya kasih ajalah daripada berisik, tapi ubatnya saya ganti madu, kan anaknya ngga tahu hahaha.

Yang paling Ngga disukai

Tara paling benci kalau lagi main sama Tara, bundanya megang hape. Bisa dibanting tuh hape. Udah berkali-kali malah. Ya ela bundaaaa, plis deh, jangan nyambi main hape kalo lagi ngurus anak. Tapi yah gimana yah, kan saya nyantainya ya pas Tara main, kalo Tara ngga main dia pasti gangguin bunda, lha kapan bersosmednya (alesan).

Anyway, happy birthday ya anak bunda sayang, semoga jadi anak solehah, sehat dan sayang sama orangtua, aamiin.




Cichuuu Papa....

Jam setengah lima pagi, Tara bangun. Langsung minta susu

“ Cichuuu papa…. Cichuuu “

Papa dan bunda masih nyenyak bobo. Bundanya sih dengar, Cuma karena yang dipanggil si papa, jadi ngga merasa perlu bangun.

“ Minta sama bunda ya sayang” Kata papanya

“ Hwaaaa, cichuuu papa… papa…., cichuuu” Nangis makin kenceng


Dan akhirnya si papa bangkit dari kasur, buatin susu Tara. Emaknya ngulet maning. Makasi Tara chayank, tahu aja bunda masih ngantuk.

Sabtu, 27 Juni 2015

Malu-Malu

Suami lagi asik mainan hape .

Diam-diam saya datangi, melihat saya datang dia buru-buru menekan tombol back-back di hapenya. Hap cepat saya rebut hape dari tangannya, curiga dia lagi baca apaan.

Ternyata dia lagi baca blog akyuuuu………….

Dan dia malu malu

Dan yang dibacanya tentang dirinya…..


Hahaha, ah pak suami kok pakai sembunyi-sembunyi sih baca tulisan istri sendiri.

Jumat, 26 Juni 2015

Arisan Ganteng


Yah namanya tinggal di Indonesia tanah air beta, kayaknya ngga mungkin ngga bersinggungan dengan yang namanya arisan. Kenapa yah? Kayaknya karena orang Indonesia itu jiwa kekeluargaannya tinggi banget . Apa-apa maunya ngumpul. Seneng banget sama segala acara yang berbau ngumpul-ngumpul.

Seingat saya, malah saya udah kenal arisan sejak SD. Waktu SD tuh saya selalu ketiban jadi bendahara. Mulai dari bendara kelas, bendahara OSIS (jaman SMP), bendahara Pramuka sampai bendahara arisan. Mungkin wajah saya ini type wajah orang yang dapat dipercaya kali yah (face palm).


Waktu SD sih nyebutnya bukan arisan, tapi tarikan, jadi sepuluh orang anak gitu ngumpulin duit setiap bulan, lupa jumlahnya  berapa mungkin 25 perak atau 50 gitu (soale uang jajannya juga cuma 100 rupiah ). Dulu saya paling suka dapat urutan narik terakhir, soale itungannya sekalian nabung. Kalau narik pertama kan males, bulan depannya tinggal bayar doang. Tapi berdasarkan pengalaman, ternyata narik terakhir itu ngga enak banget. Bukannya malah berasa nabung, tapi malah kayak orang nagih hutang, yang udah narik seringan pura-pura lupa, capee deh.

Selain buat ngumpul-ngumpul, cencu ada acara gossip menggosip dong ah. Makanya arisan ini didominasi oleh kaum hawa. Walau ada, tapi kayaknya jarang banget yah ada arisan para papa-papa gitu. Yang ada palingan arisan ibu-ibu tapi suami-suami ikutan.

Makanya sekitar dua tahun lalu  saya surprised banget pas suami bilang kalau angkatannya dia mau ngadain arisan. Angkatan dia di kerjaan lho maksudnya, bukan suami saya anggota angkatan bersenjata. Ih seru nih, kalau papa-papa arisan, istri-istri ikutan.

Karena penggagasnya bapak-bapak, maka acara arisannya juga ngga pake ribet. Ngadainnya di restoran, ibu-ibu makan-makan sambil ngerumpi cantik, giliran bill datang udah diberesin sama para suami. Pas arisan dikocok yang nerima duit istri, yihaaaa kurang asoy apa coba. Dan karena pemeran utama arisannya itu si bapak-bapak jadi cari waktunya juga disesuaikan dengan kerjaan mereka dong yah, alias pas weekend, bawa anak sekalian. Seru banget.

Saya suka sekali dengan ide arisan semacam ini. Kenapa? Karena yang namanya satu angkatan saat penerimaan kerja itu bisanya dulunya kan kompak banget yah. Terus seiring perjalanan waktu, masing-masing berkarir Sesuai prestasi dan tentu saja keberuntungannya. Hingga beberapa tahun kemudian, bisa saja ada yang masih di posisi start dulu, ada yang sudah pindah ke bagian lain, ada yang penempatan di unit kerja, ada yang di kantor pusat, dan ada yang jadi auditor. Dengan berbagai jabatan yang beraneka ragam begitu, ngga mustahil kan mereka memiliki konflik dalam pekerjaan sehari-hari. Mungkin saja, yang auditor saat meriksa ke lapangan menemukan pelanggaran-pelanggaran atau kesalahan-kesalahan yang dilakukan temannya. Mungkin saja yang dulunya satu jabatan sekarang udah jadi atasan dan bawahan. Pokoknya banyaklah konflik kepentingan yang bisa terjadi selama bekerja.

Nah saya melihatnya, dengan mereka ngadain arisan begini, kan minimal sebulan sekali ketemu di luar urusan kerjaan, bercengkrama, saling guyon lagi. Saat ngumpul gitu, semua jabatan mah harusnya ditanggalkan, kembali ke jaman dulu saat pertama masuk kerja, satu pendidikan dan satu pelatihan. Kalau sering ketemu gitu, ngga menutup kemungkinan, saat di pekerjaan, si auditor nemukan kesalahan teman yang sebenarnya ngga terlalu fatal, bisa diskip, Cuma dikasih catatan saja ngga sampai diangkat jadi temuan. Atau saat si teman yang sudah jadi atasan, kemarin ngamuk-ngamuk sama si teman yang masih bawahan, di arisan meraka bisa bertoss ria lagi. Segala amarah, ngga enakan, rasa mau saling nyalip sesama teman selama di kantor itu bisa lebur saat ngumpul bareng gitu. Banyak lah sisi positif yang saya lihat, saat bapak-bapak arisan.

Untuk istri-istrinya juga asik banget arisan seperti ini. Pertama kita ngga rempong mikirin uang arisan, ngga rempong mikirin bayar billing pas tagihan datang. Iya lho, kadang suka pusing lihat ibu-ibu yang ribet kalau bayar-bayaran. Yah ngga mesti juga lah ya saat makan rame-rame gitu makannya diitung per orang, “Eh lu, makan apa tadi, minumnya apa tambah pajak jadi segini”. Wih ribet amat. Kalau sama bapak-bapak mah praktis, kumpulin bill, bagi rata , wis selesai. Saat bapak-bapak ngobrol seru, kita juga bisa  ngobrol asik sambil futu-futu tentu saja. Anak-anak juga bisa dibawa. Sekalian aja dititipin sama bapaknya hahaha. Kalau arisan sendirian mah, mana bisa bawa anak. Kalau mau bawa ya silahkan ribet sendiri ngejar-ngejar bocah kayak Tara yang energinya kayak baterai full terus.

Bagi orang-orang kayak saya yang emang demen nempel kemana-mana sama suami, arisan model begini ini akuuuh banget. Kemana aja deh bang, asal sama abang, dakuh ngikuuut.

Trus tiba-tiba, entah bagaimana, arisan kece begitu berubah. Lama-lama kok arisannya bergeser yang dari weekend, jadi diadain hari kerja. Otomatis lah ya para suami yang mana merupakan pemeran utama malah ngga ikutan. Arisannya diganti sama istri-istri. Dan karena diadain pas hari kerja, yah otomatis juga dong ibu-ibu kayak sayah yang kerja gini ngga bisa datang. Kuciwaaa awak. Bukan kecewa karena ngga bisa datang, tapi kecewa kok acara arisan sekece tadi bisa diubah-ubah sih peruntukannya. Jadinya lah, si bapak-bapak ngga pernah ngumpul-ngumpul yang ramean lagi. Ditambah lagi, karena ngga ada bapak-bapaknya acara arisan yang tadi simple jadi beribet. Masalah bayar-bayaran makan riweh, dan yang paling ngga enaknya, sekarang akyuu ditagih uang arisan huhhuhuhu, dulu kan itu urusan suamiii. Walau tetep sih ah, urusan bayar-bayarannya tetap minta transfer suami (ngga mau rugi), tapi kan.. tapi kan… tetep eikeh yang ditagih, males.

Yah mungkin sih ya, yang punya pikiran soal betapa arisan bapak-bapak itu sangat berguna untuk kepentingan hubungan mereka di pekerjaan, itu cuma saya (biasalah emak rempong, suka mikir kejauhan, ngga nyante banget hidup lo neng). Jadi melihat arisan bapak-bapak itu cuma sekedar arisan kayak arisan biasa doang. Padahal yaaaah, kadang mikir juga, ya elaa kurang banyak apalagi sih arisan yang diikuti emak-emak ini. Udah lah ada arisan perusahaan (kantor suami), arisan sesama bagian, ada pengajian rutin bulanan, masih juga nyerobot arisan para suami. Padahal ngga pakai arisan tambahan juga tiap hari udah ketemu. Kita-kita yang kerja ini jadi kehilangan momen, bisa ngumpul rame-rame sama suami dan istri-istri lain, hiks.

But, begitulah, lain padang lain belalang, lain orang lain arisan, lhaaaa. .


E tapi bukannya saya anti arisan lho ya. Suka kok sama arisan, asal yang sesuai sama kondisi aja. Nih lagi nyari arisan peralatan dapur, pengen koleksi panci presto, hepi kol, sama kalo ada arisan Kitchen set yang modern gitu, soale kitchen set ku cupu banget ngga jadi-jadi, bikin ilfil kalau mau masak #lah malah curcol.